[caption id="attachment_266834" align="aligncenter" width="402" caption="Poster Tempat Duduk Prioritas di KRL AC"][/caption] KRL (Kereta Rel Listrik) AC Jakarta - Depok - Bogor pp bila penumpangnya tak terlalu padat sangat nyaman untuk dinaiki, kualitas bagian dalam gerbong penumpangpun kurang lebih setara dengan gerbong subway di Singapura atau Tokyo bila perlu dibandingkan. Dari Stasiun UI Depok ke Bogor hanya perlu waktu 30 menit saja, jauh lebih cepat dibanding menggunakan kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor. Banyak kemajuan dengan kondisi KRL saat ini dibanding KRL tahun 1980an. KRL sudah ber-AC dikombinasi dengan kipas angin, sedangkan tahun 1980an seingat saya baru berkipas-angin saja. Perbedaan lain yang saya perhatikan adalah KRL sekarang menyediakan tempat duduk khusus untuk penumpang tertentu, yaitu penumpang lanjut usia, wanita hamil, orang cacat dan wanita yang membawa anak kecil. Tempat duduk khusus tersebut disebut Tempat Duduk Prioritas , ada poster ditempel di kaca di atas tempat duduk yang sebagian bewarna merah tersebut. [caption id="attachment_266835" align="aligncenter" width="400" caption="Tempat duduk prioritas, difoto sesaat setelah penumpang turun di Bogor"]
[/caption] Apakah tempat duduk tersebut benar-benar digunakan sesuai fungsinya, hanya untuk penumpang yang diprioritaskan? Warga kota Tokyo dan Singapura tampaknya sudah cukup disiplin hanya memberikan tempat duduk prioritas untuk penumpang-penumpang khusus dan membiarkan kosong saat tak ada penumpang khusus yang menggunakannya. Bagaimana dengan warga Jakarta - Depok - Bogor? Pada hari Minggu 9 Juni 2013, saat naik KRL AC dari Stasiun UI Depok ke Bogor, kereta api tidak penuh walaupun masih banyak penumpang yang berdiri, saya lihat tempat duduk khusus diduduki penumpang 'biasa'. Mudah-mudahan saja hal ini terjadi karena saat itu di KRL tak ada penumpang khusus yang diprioritaskan dan saat ada penumpang yang diprioritaskan tempat duduk tersebut diberikan kepada yang berhak. Idealnya sih bila tak ada penumpang prioritas yang menggunakan, tempat duduk itu dibiarkan tetap kosong. Mungkinkah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H