Selasa siang sekitar pukul 14, 30 Desember 2014, di sebuah SPBU di ujung Jalan Radar AURI Jakarta Timur, stok bensin Premium habis kata petugas SPBU. "Kenapa habis pak?", tanya saya. Jawabnya "Ngga tahu", ya iya lah urusan stok BBM di SPBU tentu saja bukan urusan petugas SPBU, itu urusan boss.
Menjelang tengah malam ketika akan mematikan notebook, sekilas saya baca berita di Kompas.com "Besok, Pemerintah Akan Umumkan Harga Baru BBM". Oh pantas stok Premium tadi siang menghilang di Jalan Radar AURI, persis sama dengan kejadian tanggal 17 November 2014 ketika stok Premium di SPBU di Jalan Radar AURI Cimanggis habis juga, dengan alasan sedang dalam perjalanan. He he he alasan cerdik, karena ketika itu sekitar pukul 20, mungkin truk tanki akan datang setelah pukul 24, setelah harga baru -naik Rp 2000- berlaku.
Apakah harga terbaru BBM yang akan diumumkan Pemerintah pada tanggal 31 Desember 2014 akan memihak rakyat? Maksud memihak di sini apalagi kalau bukan harga BBM bersubsidi akan turun, karena harga minyak bumi dunia toh sekitar USD 60 saja dibanding asumsi Pemerintah di APBN sebesar USD 100 per barrel.
Berapa harga terbaru BBM bersubsidi? Mari kita baca apa yang dikatakan Menteri ESDM Sudirman pada kutipan dari Kompascom berikut ini:
- Pemerintah akan mengumumkan harga bahan bakar minyak bersubsidi yang baru besok, Rabu (31/12/2014). Pemerintah mulai 1 Januari 2015 akan menerapkan model subsidi baru, yakni menggunakan subsidi tetap.
- "Kami merencanakan, harga baru akan berlaku per 1 Januari, jadi paling lambat besok diumumkan," kata Menteri ESDM Sudirman Said di Istana Kepresidenan, Selasa (30/12/2014).
- Sudirman mengatakan, nantinya akan ada dua jenis BBM, yakni BBM yang mengikuti harga pasar dan BBM yang tetap disubsidi oleh pemerintah. Untuk BBM yang disubsidi itu, pemerintah tidak lagi menetapkan harga dengan mengikuti harga minyak dunia.
Tebakan saya harga BBM bersubsidi kemungkinannya tetap, lebih tinggi dari Rp 8500/liter atau lebih rendah dari Rp 8500/liter. Ini tebakan tak mau salah he he he, itulah kemungkinan yang akan terjadi pada tanggal 31 Desember 2014.
Harga tetap, mungkin tidak terjadi, buat apa bikin pernyataan yang dimuat media jika harga BBM bersubsidi tidak ada perubahan? Kemungkinannya tinggal harga naik atau harga turun! Jika ingin disebut Pemerintahan yang memihak rakyat, mestinya Pemerintah menetapkan harga terbaru Premium lebh rendah dari Rp 8500/liter. Alasannya apa? Yah hitung-hitung menebus dosa, bukankah selama sebulan terakhir ini keputusan menaikkan harga BBM di tengah turunnya harga minyak bumi dunia dipertanyakan rakyat? Belum lagi bila dikaitkan dengan buku putih PDIP saat menentang kenaikan harga BBM pada zaman Pemerintahan Presiden SBY.
Saya tak mau menebak, apalagi menganalisis secara ilmiah, bukan pakar ekonomi perminyakan sih, paling berharap kali ini turunkanlah barang seribu perak -maksudnya Rp 1000- setiap liter harga Premium. Toh usulan Faisal Basri yang ingin menghapus Premium masih lama bukan? Tapi jika masih dinaikkan juga, ya monggo silakan saja, situ yang berkuasa kok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H