Lihat ke Halaman Asli

Ibu, Malaikatku

Diperbarui: 14 Juli 2023   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu....
Aku ingin dapat menciptakan seuntai senyum di wajahmu
Tidak hilang di kala matahari tertidur
Bersinar terang meski berada di dasar lautan, indahnya....

Ibu....
Kekekalan adalah milik semua jasamu
Terukir indah pada dinding surga tanpa apapun bisa kumenghapusnya
Sekalipun kucoba mengukir kebaikan untuk menyamainya
Takkan bisa....

Ibu....
Kehadiranmu menentramkan jiwa yang berkabut
Mengusir kekelaman dari jiwa lemah milik anakmu
Namun jiwa ini menjadi kuat karena seluruh kasih sayangmu

Ibu....
Wajahmu melukiskan sya'ir indah para pujangga
Berirama bagai musik syahdu dari surga
Sya'ir akan wajahmu terus mengalir walau pena terakhir telah tiada

Ibu....
Liat sekali tubuh ini untuk pulang
Kini kuhanya dapat menatap kertas
Kertas kucal berkeriput di setiap sisinya
Tapi senyummu membuatnya indah seakan kertas itu penuh warna

Ibu....
Kuhanya dapat berdoa agar Tuhan membalas jasamu untuku
Dengan taman indah yang abadi bersama para malaikat
Yang melantunkan sya'ir- sya'ir indah akan wajah teduhmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline