Lihat ke Halaman Asli

Aku Iri Melihatnya

Diperbarui: 13 Juli 2023   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kudengar gemeritik api melahap
Ranting dan daun yang mati
Menyisakan hitam hangus debu
Bermain di udara dan meninggi

Malam tadi tubuhku tak sampai
Menahan ngilu tulang kedinginan
Terusik lantunan puisi sang jangkrik
Akan negeri subur menakutkan

Andai aku semut hitam
Menggali lubang tuk bersarang
Hangat di saat tidur malam
Sejuk dia saat perang siang

Namun kusadari aku salah
Saat hujan menyerang tanah
Meruntuhkan bangunan sang semut
Hingga ia jatuh miskin

Aku melempar batu ke air
Kulihat ikan riang bercanda
Tanpa gerah, dingin dan hujan
Aku iri melihatnya

Namun kusedih kala ayahku datang
Dengan rajutan jaring itu
Mengganggu damai para ikan
Membuatku kembali merenung

Tuhan, Engkau memang Maha Bijaksana
Tak Kau ciptakan air tanpa api
Tak Kau ciptakan cahaya tanpa gelap
Tak Kau ciptakan bahagia tanpa derita
Tuhan, Engkau memang Maha Bijaksana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline