Manusia merupakan makhluk yang diberikan kelebihan oleh tuhan berupa akal, yang mana akal tersebut dapat membantu manusia dalam berpikir, membimbing pemikiran dalam memecahkan suatu permasalahan atau perbedaan antara benar dan salah, meski kadang pemikiran itu dapat menyesatkan seseorang pada kesalahan saat logikanya tidak sampai dengan cara menggunakan perspektif pluradimensional atau dengan keilmuan, sebab dari hal tadi dapat dikatakan bahwa itu merupakan logika alami yang tidak cukup jelas, tegas eksplisit dalam memisahkan pemikiran seseorang pada kekeliruan. Namun, tidak dapat di pungkiri bahwa logika alami telah mencukupi bagi kebutuhan kebutuhan dasar manusia.
Dalam sebuah kehidupan, manusia tidak jarang untuk membuat pemikiran pemikiran yang rumit dalam memahami suatu persoalan berupa kasus atau sebagainya. Maka dari itu, perlu bagi setiap orang untuk mengenal hukum hukum kodrat secara sadar, eksplisit, supaya mampu secara sadar menerapkan dalam menentukan kebenaran, serta kesimpulan dalam melakukan proses berpikir.
Pada hakikatnya akal manusia akan berperan sebagai realitas kodrati yang mana nantinya akan menjalankan hukum hukum kondrati dengan sendirinya, namun dengan tanpa logika scientifika maka hal tersebut tidak akan mampu berjalan secara formal atau denga kata lain akan terjadi kekurang sebab proses yang dijalani tidak dengan di barengi oleh pengetahuan, serta cenderung tanpa kesadaran.
Baca juga: Ilmu Logika dan Manfaatnya Bagi Manusia
Terkecuali manusia tersebut terbiasa dalam memperkosa hukum hukum kodrati yang mana analisis dilakukan dengan mendalam karena didorong oleh logika yang tidak mudah begitu percaya pada suatu hal tanpa bukti yang jelas dan masuk akal.
Dari banyaknya memperkosa hukum kodrati yang ada dalam kehidupan kita, maka tidak menutup kemungkinan kita akan menyadari bahwa banyak hal yang ternyata suatu hal yang selama ini kita anggap benar ternyata masih banyak kesalahan, banyak jalan pikiran yang tidak berkaitan, serta perlu berpikir secara sistematis. Maka oleh karena itu logika scientifika sangat diperlukan guna mempertajam jiwa serta meluruskan kita dalam memikirkan sesuatu dengan mematuhi sebuah prinsip dasar pemikiran secara sadar.
Logika scientifika di deifinisikan sebagai ilmu praktis normatif yang memperlajari tentang hukum hukum, prinsip prinsip, bentuk bentuk pikirian pada diri manusia yang mana mengarahkan kita pada hasil yang benar dan lurus. Oleh karena itu jika logika scientifika di pelajari maka akan membantu dalam menyempurnakan pikiran manusia saat menangkap realitas baik sifat sifatnya, atau sebab sebabnya. Jika hal tersebut terjadi, maka manusia tidak hanya akan sampai pada titik mengerti saja melainkan tahu dan faham hingga seluk belukya
Demikianlah manusia dikatakan telah memiliki suatu pengetahuan, yang mana manusia tersebut telah mengetahui sesuatu dalam konteks pengertian hingga disertai sebab sebab, yang mana pengertian tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Terlebih, jika pengetahuan itu di temani dengan sebuah ilmu hingga sebuah kepastian dari pengetahuan itu sendiri menjadi lebih mendasar, logis, dan diterima karena memiliki sumber yang jelas baik dari para pakar, hasil penelitian atau pun lainnya.
Baca juga: Logika: 4 Bentuk Proposisi Standar
Didalam ilmu, biasanya ilmu terbagi menjadi tiga bagian : pertama ilmu alam, yang mana didalamnya mempelajari untuk mengetahui alam. Kedua ilmu kejiwaan atau budaya, yang mana ilmu tersebut mempelajari mengenai budaya manusia dari mulai asal usul, sejarah manusia dan budayanya dalam konteks yang luas.
Ketiga ilmu apriori, merupakan ilmu yang tidak bertumpu pada pengalaman melainkan ditarik secara logis dari aksioma aksioma tertetu, yang mana logika dimasukan kepada kategori ilmu ini. Logika merupakan proses cara berpikir yang semestinya dengan cara yang logis, realistis.