Lihat ke Halaman Asli

Sidang MK, Salahkah?

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keluarnya PDIP sebagai pemenang Pemilu legislatif menghadirkan warna berbeda dalam peta polotik Indonesia untuk lima tahun ke depan. Setelah dua periode PD dibawah komando Bapak SBY menjadi partai penguasa, kini PDIP telah bersiap menyambut giliran berikutnya. Kemenangan itu pun semakin lengkap ketika dalam Pemilu presiden, calon yang diusung partai pimpinan Ibu Megawati Soekarno Putri, yakni Jokowi-JK berhasil keluar sebagai pemenang. Setidaknya, ini berdasarkan pengumuman KPU atas hasil pemilihan pada tanggal 9 Juli silam.

Untuk sementara ini, pengumuman KPU tersebut belum menjadi final dari proses pilpres, sebab masih harus melalui sidang putusan MK. Sidang MK sendiri adalah langkah hukum yang sah dalam proses Pemilu. Terhadap proses ini, Pihak Prabowo-Hatta yang melakukan gugatan atas banyaknya kecurangan dalam proses Pemilu terkesan ngotot dan tidak menerima kekalahan.

Lantas, salahkah upaya yang dilakukan oleh Tim Prabowo-Hatta tersebut? Saya teringat dengan satu contoh, yaitu apa yang dilakukan oleh tim Rieke Diah Pitaloka pasca Pilgub Jawa Barat tahun 2013 (Tak Puas Hasil Rekapitulasi, Timses Rieke-Teten Protes : okezone.com/read/2013/03/03/526/770186/tak-puas-hasil-rekapitlasi-timses-rieke-teten-protes ). Pada saat itu, Rieke adalah cagub yang diusung oleh PDIP.

Bukan bermaksud menyalahkan tim Rieke-Teten, namun saya hanya mencoba menarik satu contoh diantara sekian banyak contoh bahwa proses ini memang difasilitasi, diperbolehkan. Dengan demikian, terpilihnya calon yang menang, telah melewati proses yang panjang dan memperkuat status kemenangan. Namun, bila ternyata kemenangan itu tidak wajar dan ada perubahan hasil putusan, maka disanalah keadilan nampak benar-benar dapat ditegakkan.

Barangkali sebagian pihak memandang apa yang dilakukan pihak Prabowo-Hatta ini adalah konyol dan tidak berguna. Tapi, setidaknya bukti-bukti yang dihadirkan menunjukkan bahwa sistem demokrasi kita masih jauh dari memuaskan. Terlepas dari apa yang diperjuangkan oleh kubu Prabowo-Hatta nantinya akan mendatangkan hasil, tapi setidaknya proses ini telah memberikan banyak proses pembelajaran. Menampakkan banyak hal yang belum tentu semua orang akan tahu begitu saja tanpa dicari kebenarannya dengan jelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline