Lihat ke Halaman Asli

Hen Ajo Leda

TERVERIFIKASI

pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

Komunikasi Keluarga: Kunci Sukses Menyambut Anggota Baru

Diperbarui: 28 September 2024   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi, Kompasiana.Com (Dokrpi: Alfred Benediktus)

Komunikasi Keluarga: Kunci Sukses Menyambut Anggota Baru

Momentum bertambahnya anggota keluarga baru sering kali menjadi momen yang penuh suka cita bagi orang tua. Namun, di sisi lain, perubahan ini juga dapat membawa dampak signifikan bagi seluruh anggota keluarga, terutama anak pertama yang akan menghadapi perubahan peran menjadi seorang kakak. 

Selain memerlukan kesiapan finansial dan fisik, aspek emosional juga menjadi salah satu elemen penting yang harus diperhatikan oleh orang tua. Komunikasi keluarga dalam konteks ini memegang peran kunci untuk membantu anak pertama menghadapi perubahan peran dan menyambut kehadiran adik dengan baik.

Komunikasi dalam keluarga bukan sekadar tentang menyampaikan informasi, melainkan juga cara untuk membangun ikatan, menyebarkan nilai-nilai, dan membentuk pola interaksi di antara anggota keluarga. 

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Aziz Safrudin (2015:235), komunikasi keluarga adalah proses pengorganisasian yang menggunakan kata-kata, sikap tubuh, intonasi suara, serta tindakan untuk menciptakan harapan, image, ungkapan perasaan, dan saling berbagi pengertian. 

Melalui komunikasi yang efektif, orang tua dapat mempersiapkan anak pertama secara emosional dan psikologis untuk menerima peran baru sebagai seorang kakak, sekaligus menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan kasih sayang yang diperlukan untuk menjaga keharmonisan keluarga.

Komunikasi tentang Peran Baru sebagai Seorang Kakak

Salah satu hal penting yang perlu disampaikan kepada anak pertama adalah bahwa dirinya akan memiliki peran baru dalam keluarga, yakni sebagai seorang kakak. 

Peran ini tidak hanya melibatkan tugas-tugas fisik seperti menjaga dan membantu mengurus sang adik, tetapi juga mencakup peran emosional dalam memberikan kasih sayang dan dukungan. 

Orang tua perlu memberikan pemahaman kepada anak pertama bahwa menjadi seorang kakak berarti memiliki tanggung jawab baru yang melibatkan aspek-aspek penting seperti empati, rasa tanggung jawab, dan kemampuan untuk berbagi.

Komunikasi yang dilakukan untuk memperkenalkan peran baru ini sebaiknya dimulai jauh sebelum kelahiran adik baru. Hal ini bertujuan agar anak pertama memiliki cukup waktu untuk memproses informasi dan mempersiapkan diri secara mental. 

Orang tua dapat menggunakan cara-cara yang positif dan menyenangkan, seperti menceritakan kisah tentang kakak-adik dalam cerita anak-anak atau memberikan contoh dari kehidupan sehari-hari mengenai bagaimana kakak bisa berperan sebagai panutan bagi adiknya. Dengan cara ini, anak pertama dapat melihat peran baru tersebut sebagai sesuatu yang positif dan membanggakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline