Lihat ke Halaman Asli

Hen Ajo Leda

pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

Manajemen Risiko Technostress: Mengatasi Stres Akibat Penggunaan Smartphone

Diperbarui: 9 Agustus 2024   09:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Technostress. Sumber gambar: freepik.com

Manajemen Risiko Technostress: Mengatasi Stres Akibat Penggunaan Smartphone

Perkembangan teknologi yang pesat dalam beberapa dekade terakhir telah membawa dampak signifikan pada kehidupan manusia, terutama melalui penggunaan perangkat pintar seperti smartphone. 

Kehadiran smartphone telah merubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini membuat kita seolah-olah tak mampu hidup tanpa smartphone. 

Namun demikian, di balik kemudahan yang ditawarkan, penggunaan smartphone juga membawa dampak negatif yang sering kali tidak disadari, salah satunya adalah fenomena technostress. 

Technostress merupakan stres yang dialami individu sebagai akibat dari penggunaan teknologi yang berlebihan atau tidak terkendali. 

Technostress, sebagai fenomena psikologis, muncul ketika pengguna smartphone merasa terbebani oleh tuntutan yang ditimbulkan oleh teknologi. 

Smartphone yang pada awalnya dianggap sebagai alat yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi, justru sering kali menjadi penyebab utama terjadinya gangguan dalam kehidupan pribadi maupun profesional. 

Individu yang tidak mampu mengendalikan penggunaan smartphone berisiko mengalami penurunan produktivitas, gangguan tidur, dan bahkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

Salah satu penyebab utama technostress adalah tingginya tingkat informasi yang diterima melalui smartphone. Era digital telah menciptakan fenomena surplus informasi di mana pengguna smartphone terus-menerus dibanjiri dengan berbagai macam informasi dari berbagai platform. 

Banyaknya informasi yang diterima sering kali tidak dapat diproses secara optimal oleh otak, yang pada akhirnya menyebabkan stres dan kebingungan dalam memilah mana informasi yang bermanfaat dan mana yang tidak. Koodisi ini dikenal sebagai information overload yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas keputusan yang diambil oleh individu.

Selain itu, smartphone juga menyediakan ruang yang luas bagi interaksi sosial melalui media sosial. Meskipun pada satu sisi media sosial memungkinkan kita untuk terhubung dengan banyak orang dan mendapatkan informasi baru, di sisi lain, media sosial juga menjadi arena di mana banyak individu saling menghina dan menghujat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline