Kemerdekaan Pangan Dimulai dari Pekarangan
Pekarangan, area terbuka yang berada di sekitar rumah, sering kali dianggap sepele. Namun, jika dikelola dengan baik, pekarangan memiliki potensi besar dan manfaat yang luas, baik dari segi ekologis, kesehatan, ekonomi maupun kontribusi terhadap ketahanan pangan keluarga.
Di Indonesia, pemanfaatan pekarangan telah menjadi bagian dari tradisi pertanian rumah tangga yang berkelanjutan, menjadi bagian integral dari praktik pertanian rumah tangga yang berkelanjutan (Darmana, 2021; Wahyuni · 2021; Suryati, 2022).
Penelitian menunjukkan bahwa peran pekarangan sebagai sumber ketersediaan pangan, energi rumahtangga, dan uang tunai bagi rumahtangga petani. Setiap rumah tangga menanami beberapa jenis tanaman yang dapat dijual untuk menambah pendapatan rumahtangga petani (Mulyanto, 2011).
Di berbagai daerah, pekarangan dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis tanaman, termasuk sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat.
Praktik ini telah memberikan sumber pangan yang beragam dan bergizi bagi keluarga, dan membantu mengurangi ketergantungan pada pasar eksternal.
Secara ekologis, tanaman yang ditanam di pekarangan selain menambah keindahan dan kenyamanan lingkungan rumah, juga dapat membantu mengurangi polusi udara dengan menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen.
Lingkungan rumah yang hijau dan asri juga dapat meningkatkan kualitas udara di sekitarnya, memberikan efek positif bagi kesehatan penghuni rumah.
Dari aspek kesehatan, dengan menanam tamanan seperti sayuran dan buah-buahan di pekarangan memberikan sumber pangan yang segar dan bergizi, yang berperan penting dalam meningkatkan kesehatan keluarga.
Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, dan sawi dapat dipanen setiap saat dan diolah menjadi berbagai macam masakan yang kaya akan vitamin dan mineral.
Buah-buahan seperti pisang, pepaya, dan mangga yang ditanam di pekarangan juga dapat menjadi sumber vitamin yang esensial bagi tubuh.