Lihat ke Halaman Asli

Hen AjoLeda

pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

Kurikulum Merdeka dan Penghapusan Jurusan di SMA

Diperbarui: 19 Juli 2024   22:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Siswa SMA. Sumber Gambar: via Kompas.com

Kurikulum Merdeka dan Penghapusan Jurusan di SMA

Sejak diperkenalkan pada tahun 2021, Kurikulum Merdeka telah menjadi titik fokus dalam reformasi pendidikan di Indonesia. Salah satu perubahan dalam kurikulum ini adalah penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di tingkat SMA. 

Langkah ini diambil oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk mengatasi ketidakadilan yang muncul dari pilihan jurusan yang sering kali dipengaruhi oleh tekanan sosial dan persepsi orang tua terhadap masa depan pendidikan anak (Kompas.com, 2024).

Dengan menghilangkan jurusan, diharapkan semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakat mereka. Kebijakan ini dilihat dapat berpotensi mengurangi kesenjangan yang terjadi karena pemilihan jurusan yang tidak adil dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi minat mereka dengan lebih mendalam.

Namun, terdapat risiko bahwa siswa mungkin mengalami kesulitan dalam menentukan mata pelajaran yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka tanpa panduan yang jelas. 

Pasalnya, tanpa adanya struktur yang membagi siswa ke dalam jurusan tertentu, siswa mungkin merasa tertekan untuk memilih mata pelajaran yang akan mendukung rencana karir mereka di masa depan, yang dapat menyebabkan kebingungan dan keputusan yang kurang tepat.

Sistem yang memungkinkan siswa memilih mata pelajaran berdasarkan minat dan bakat memiliki potensi untuk meningkatkan relevansi dan motivasi belajar. 

Dengan tidak adanya batasan jurusan, siswa dapat memilih mata pelajaran yang lebih sesuai dengan minat mereka dan yang dapat mempersiapkan mereka dengan lebih baik untuk karir masa depan. Fleksibilitas ini dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan mendalam.

Kurangnya struktur dalam sistem ini bisa menyulitkan siswa yang tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang minat atau rencana karir mereka. Siswa yang tidak tahu apa yang ingin mereka tekuni di masa depan mungkin merasa terbebani dengan pilihan yang harus mereka buat. 

Oleh karena itu, sistem ini memerlukan dukungan tambahan dari guru dan lembaga pendidikan. Peran mereka dalam membimbing siswa untuk memahami minat dan bakat mereka serta membuat keputusan yang tepat sangat krusial dalam sistem yang lebih fleksibel ini.

Mendorong Kesiapan Sekolah dan Guru

Implementasi Kurikulum Merdeka memerlukan kesiapan yang baik dari sekolah dan guru. Sekolah harus memiliki sumber daya yang memadai untuk mendukung sistem pemilihan mata pelajaran baru ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline