Pada Oktober 2024, Indonesia akan menyaksikan transisi kepemimpinan nasional dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Transisi ini diprediksi akan berjalan relatif mulus dan harmonis karena keduanya berada dalam "gerbong" yang sama.
Proses transisi yang mulus ini didukung oleh berbagai faktor, termasuk kesinambungan program, dukungan dari Jokowi, dan hubungan baik antara kedua pemimpin.
Selama dua periode Joko Widodo memulai kepemimpinannya dengan berbagai program pembangunan infrastruktur yang signifikan, seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan bandara (Proyek Strategis Nasiona).
Selain itu, Jokowi juga fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan dan kesehatan.
Disinyalir juga, Jokowi berhasil membawa Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang stabil dan penurunan angka kemiskinan.
Kerenanya, program-program yang dilaksanakan Jokowi telah memberikan dasar yang kuat bagi Prabowo untuk melanjutkan kepemimpinannya.
Meski demikian, kepemimpinan Prabowo Subianto akan dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk melanjutkan program-program yang telah dimulai oleh Jokowi serta menghadapi masalah baru yang mungkin timbul.
Tantangan utama yang dihadapi Prabowo adalah memastikan kontinuitas dan stabilitas pemerintahan serta menghadapi berbagai isu global dan domestik, seperti perubahan iklim, ketidakstabilan ekonomi global, dan dinamika politik dalam negeri.
Selain itu, Prabowo juga harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan teknologi dan digitalisasi yang terus berkembang pesat.