Lihat ke Halaman Asli

Hen Ajo Leda

pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

Kepala Daerah dan Tantangan Peningkatan Daya Saing Daerah

Diperbarui: 12 Juli 2024   02:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi-- Pembangunan daerah. (Kompas.id/Supriyanto)

Kelapa Daerah dan Tantangan Peningkatan Daya Saing Daerah

Pemilihan kepala daerah merupakan salah satu momen penting dalam dinamika politik Indonesia. Suhu politik mulai menghangat meskipun masih ada waktu hingga 22 September 2024 bagi para bakal calon kepala daerah untuk ditetapkan sebagai pasangan calon, sesuai Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2024. 

Gelagat dan manuver dari para bakal calon serta partai politik mulai terlihat jelas. Wajah-wajah calon pemimpin daerah tampil dalam baliho dan pamflet besar, berita media, serta pencitraan di media sosial. Mereka mengekspresikan hasrat atas kekuasaan, berharap dapat memimpin dan membawa perubahan positif bagi daerahnya.

Pemilihan kepala daerah ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang untuk pergantian struktur dan kepemimpinan, tetapi juga sebagai pintu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh kepala daerah terpilih adalah bagaimana meningkatkan daya saing daerah. Tantangan ini sangat relevan mengingat data menunjukkan bahwa penggunaan produk dalam negeri oleh pemerintah daerah di level kabupaten atau kota hanya mencapai 41 persen, sebuah angka yang masih sangat rendah.

Optimalisasi Belanja Produk Lokal

Optimalisasi belanja produk lokal menjadi salah satu langkah strategis yang harus dilakukan oleh kepala daerah. Dengan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dalam proses serapan anggaran, diharapkan akan ada peningkatan pendapatan dan manfaat ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat. 

Namun, realita menunjukkan bahwa banyak daerah masih lebih memilih produk impor. Ini bukan hanya sebuah ironi, tetapi juga sebuah tantangan besar yang harus segera diatasi. Penggunaan produk impor oleh pemerintah daerah mencerminkan kurangnya komitmen dan kesadaran akan pentingnya mendukung produk lokal.

Penggunaan produk impor oleh pemerintah daerah tidak hanya merugikan dari segi ekonomi, tetapi juga dari segi kompetitif. Setiap rupiah yang dibelanjakan untuk produk impor sebenarnya adalah pengeluaran yang tidak memberikan manfaat langsung bagi perekonomian dalam negeri. 

Dana yang seharusnya bisa menjadi stimulus bagi industri lokal justru mengalir keluar negeri. Ini berarti bahwa manfaat ekonomi yang diharapkan tidak sepenuhnya terealisasi. Lebih dari itu, penggunaan produk impor juga memperlihatkan kurangnya kepercayaan pada kualitas produk dalam negeri.

Memprioritaskan produk dalam negeri dalam belanja anggaran adalah langkah konkret yang dapat dilakukan oleh kepala daerah untuk meningkatkan daya saing daerah. 

Ketika pemerintah daerah membeli produk-produk lokal, uang yang dikeluarkan akan kembali menjadi pendapatan negara dan memberikan manfaat bagi ekonomi dalam negeri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline