Lihat ke Halaman Asli

Hen Ajo Leda

TERVERIFIKASI

pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

Pemilih Bijak dan Dewasa dalam Pilkada: Pilar Demokrasi yang Kuat

Diperbarui: 7 Agustus 2024   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi warga memberikan hak suara di tempat pemungutan suara (AFP PHOTO / SONNY TUMBELAKA) Via Kompas.com

Pemilih Bijak dan Dewasa dalam Pilkada: Pilar Demokrasi yang Kuat

Pilkada semakin dekat, terhitung kurang lebih 3 bulan, gelora manifestasi nyata dari kedaulatan rakyat akan diselenggarakan.

Sejumlah ekspektasi bahwa, proses Pilkada harus bersih dan tidak tercemar oleh praktik-praktik curang. Dilaksanakan dengan prinsip-prinsip yang mencakup transparansi, kejujuran, keadilan, dan ketertiban. 

Ekspektasi ini akan menjadi nyata jika masyarakat memiliki sikap kebijaksanaan dan tanggung jawab dalam memilih pemimpin yang berintegritas, adil, bijaksana, dan bermoral. 

Keberhasilan dalam memilih pemimpin yang berintegritas, adil, bijaksana, dan bermoral, akan berdampak langsung pada keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.

Namun, sering kali masyarakat memandang pilkada sebagai acara seremonial semata, tanpa adanya tindak lanjut atau pengawasan setelah pemilihan selesai. 

Pandangan seperti ini dapat merusak demokrasi itu sendiri. Oleh karena itu, masyarakat perlu menjadi pemilih yang benar-benar sadar akan pentingnya pilkada sebagai sarana untuk mencapai tujuan negara yang adil dan makmur. 

Menjadi Pemilih yang Bijak dan Dewasa

Sejumlah calon selalu menawarkan diri menjadi pemimpin. Janji-jani manis dan retorika bombastis adalah alat penawar dan penakluk hati pemilih. Pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa memilih calon yang terbaik di antara yang baik? 

Pemilih harus cermat membaca program-program yang ditawarkan oleh masing-masing calon sejak awal kampanye. Selain itu, kepedulian calon terhadap masyarakat dan rekam jejaknya juga harus menjadi pertimbangan utama dalam memilih.

Sikap bijak dan dewasa, mengandaikan bahwa pemilih memiliki kesadaran politik kritis dalam memilih pemimpin. Sikap ini adalah kunci utama dalam menjalankan pilkada yang demokratis. 

Pilkada bukan sekadar acara rutin yang terjadi lima tahun sekali, tetapi merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk menentukan arah masa depan daerahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline