Pada tanggal 6 Juni 2024, Ende, sebuah kabupaten di Nusa Tenggara Timur, diguncang oleh bencana longsor yang mengakibatkan korban jiwa dan mengganggu aktivitas sehari-hari warga.
Hujan lebat yang mengguyur wilayah ini selama beberapa hari berturut-turut memicu tanah longsor di dua lokasi utama: Kelurahan Rewarangga Selatan di Kecamatan Ende Timur dan Km 69 di Desa Bokasape Timur, Kecamatan Wolowaru.
Akibatnya, empat orang meninggal dunia, termasuk seorang balita, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat setempat.
Tragedi longsor ini membawa duka mendalam bagi masyarakat Ende. Empat nyawa melayang, termasuk seorang balita yang ditemukan tewas tertimbun material longsor.
Kehilangan ini tentu saja mengguncang masyarakat Ende, mengingat bencana alam seperti ini sering datang tanpa peringatan yang memadai, memberikan dampak tragis bagi keluarga korban.
Berbagai sumber berita mengonfirmasi jumlah korban yang sama, menandakan bahwa longsor ini merupakan salah satu bencana terburuk yang pernah terjadi di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Kisah pilu ini mengingatkan kita akan kerapuhan hidup di tengah kekuatan alam yang tak terduga.
Selain itu, longsor juga terjadi di beberapa titik dengan dampak yang sangat signifikan di Kelurahan Rewarangga Selatan dan Km 69 Desa Bokasape Timur. Di Kelurahan Rewarangga Selatan, Kecamatan Ende Timur, longsor menyebabkan kerusakan parah pada beberapa rumah warga, mengakibatkan tertimbunnya satu keluarga.
Sedangkan di Km 69, Desa Bokasape Timur, Kecamatan Wolowaru, longsor ini merupakan titik terparah di ruas jalan Trans Flores Maumere-Ende. Longsor tersebut memutus akses jalan Trans Flores total, yang berdampak pada terhambatnya aktivitas di tujuh kabupaten di Flores.
Longsor di lokasi ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa tetapi juga menghancurkan infrastruktur vital, memutus jalur transportasi utama yang menghubungkan berbagai daerah di Flores.
Kondisi Jalan Trans Flores
Jalan Trans Flores merupakan jalur transportasi utama yang menghubungkan beberapa kabupaten di Flores, termasuk Ende. Longsor di Km 69 mengakibatkan jalan ini tidak dapat dilalui, menghambat aktivitas ekonomi dan mobilitas warga.