Berbagai literatur menjelaskan bahwa Kaizen merupakan konsep yang berasal dari bahasa Jepang yang menggabungkan kata "Kai" yang berarti perubahan dan kata "Zen" yang berarti kebijaksanaan. Kaizen menggambarkan esensi dari filosofi yang menekankan pada perbaikan bertahap dan terus-menerus menuju kebijaksanaan..
Diprakarsai oleh Masaaki Imai, seorang ahli teori organisasi dan konsultan manajemen Jepang, Kaizen telah menjadi teknik dan prinsip yang sangat berharga dalam meningkatkan keterampilan manajemen dan mendorong pertumbuhan pribadi.
Di Jepang Kaizen telah menjadi sebuah paradigma bagi perbaikan berkelanjutan dalam berbagai bidang, termasuk manajemen, bisnis, dan bahkan pengembangan kehidupan sehari-hari.
Konsep "satu menit" atau "one-minute principle" merupakan salah satu aspek dari filosofi Kaizen. Prinsip "satu menit" ini merupakan salah satu cara untuk mendorong individu untuk memulai tindakan perbaikan dengan cara yang sederhana namun konsisten.
Ide dasarnya adalah bahwa seseorang dapat melakukan perbaikan atau tindakan produktif selama satu menit, yang sering kali dianggap sebagai durasi yang sangat singkat dan mudah dijalani. Namun, tujuannya adalah agar individu dapat membiasakan diri dengan tindakan perbaikan kecil namun signifikan secara teratur, yang pada gilirannya menjadi habitus baru dan dapat membawa perubahan positif dalam jangka panjang.
Kaizen, Ramadan dan Sampah
Prinsip Kaizen ini dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan seperti dalam menangani masalah lingkungan dan persampahan. Karena dengan prinsip Kaizen bisa membuat individu peka dan empati terhadap masalah sampah dan lingkungan yang bisa dimulai dari halaman rumah. Tindakan ini kemudian dapat menjadi habitus, yang selanjutnya menjadi gerakan kolektif dalam menangani sampah.
Salah satu konsep dari Kaizen yang relevan dengan menangani sampah dikenal dengan Gerakan 5S, yang terdiri dari Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke.
Gerakan 5S adalah konsep yang mendorong perubahan sikap dengan mengedepankan penataan, kebersihan, dan kedisiplinan di tempat kerja. Konsep ini mencakup pemilahan barang-barang, penyimpanan yang teratur, pembersihan, pemeliharaan kebersihan, serta memotivasi pekerja untuk terus menerapkan prinsip-prinsip ini dalam pekerjaan sehari-hari.
Seiri artinya pemilahan barang-barang dilakukan untuk membedakan barang yang diperlukan dan tidak diperlukan. Dalam konteks pengelolaan masalah sampah, ini bisa berarti memilah jenis sampah yang dihasilkan oleh aktivitas di tempat kerja. Barang yang tidak dapat didaur ulang atau tidak perlu disimpan dapat dibuang atau didaur ulang secara tepat.