Lihat ke Halaman Asli

Hal yang Harus Diperhatikan Calon Pemimpin

Diperbarui: 30 Maret 2016   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

‪#‎HentikanlahPembodohanRakyat‬

Antisipasi kehendak Rakyat terhadap Kebutuhan akan seorang PEMIMPIN, yang disalurkan Negara dalam aturan/perundang-undangan dan Pelaksanaan dengan sistem PEMILU/PILPRES/PILKADA, sejatinya adalah untuk Pencapaian keinginan Rakyat dalam mendapatkan PEMIMPIN sesuai tingkatan, yang diharapkan mampu membawa perubahan kehidupan mereka, dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.

Sejatinya Rakyat secara keseluruhan belum terpikirkan memilih anda, yang artinya belum tentu memilih anda, ataupun tidak meminta anda maju untuk dipilih mereka. Adapun ketika pilihan mereka jatuhkan pada anda, karena anda menawarkan diri melalui jalan pemikiran bagaimana upaya anda untuk jadi pilihan mereka dengan segala macam cara penyajian dan penyampaian siapa anda, apa yang anda punya dan bagaimana anda ketika memimpin nantinya.

Pilihan itu jatuh pada anda, karena anda begitu meyakinkan mempromosikan diri, melalui banyak cara dan banyak media penghantarnya. Ketika pilihan mereka jatuh pada anda, maka disitulah timbulnya konsekwensi Hak dan Kewajiban Pemilih yang akhirnya mengikat hak kewajiban yang dipilih secara timbal balik. Hak Rakyat adalah mendapatkan realisasi apa yang anda janjikan, dan kewajiban rakyat adalah menentukan jalan yang anda tawarkan. Hak anda adalah dipilih, sementara kewajiban anda adalah merealisasikan apapun yang anda janjikan. Jadi mulailah segala sesuatu itu dengan kesadaran penuh bahwa harapan dan keinginan pemilih anda itu adalah amanah yang terbentuk dari ucapan anda sendiri, yang harus anda realisasikan.

Satu hal tak kalah pentingnya, ketika anda memajukan diri sebagai pemimpin tentu anda telah mengkaji kesanggupan anda untuk berbuat sesuai kemampuan anda, yang tentunya juga bergantung hasil kajian kesanggupan anda sendiri sehubungan dengan bagaimana sesungguhnya situasi dan kondisi saat itu dari sesuatu pencapaian pemimpin yang terdahulu yang akan anda gantikan. Artinya apapun situasi kondisi yang ada dalam menjalankan kepemimpinan nantinya, hal itu sudah dalam pemikiran anda, terlepas Situasi dan kondisi saat itu, pencapaiannya berada pada titik positif ataupun negatif.

Bagaimanapun program untuk kehidupan rakyat yang telah dijalankan pemimpin sebelumnya ada pencapaian, dan bila kurang hasilnya pasti harus terus berjalan. Adapun upaya pencapaian semua program yang sedang ada, sejatinya hanya harus dihentikan, hanya karena masalah dimensi waktu yang dikekang oleh aturan/UU masa jabatan, sehingga harus dihentikan pemimpin lama untuk diteruskan oleh pemimpin baru.

Artinya kesiapan mental anda menerima kondisi itu adalah sesuai kesanggupan anda yang telah dijanjikan, yang otomatis merupakan bagian dari kesiapan diri anda melakukan tugas-tugas kepemimpinan selanjutnya. Jadi tak ada alasan sedikitpun untuk menyalahkan, menghina/mencaci pencapaian kepemimpinan yang anda gantikan.

Inti dari semua itu ketika ada kekurangan atas pencapaiannya, maka tugas anda melengkapinya, dan bila ada yang masih berjalan lambat, maka tugas anda mempercepatnya, bila ada yang kurang baik, maka tugas anda juga memperbaikinya. Semua itu adalah perwujudan dari janji anda atas kesiapan anda, yang diterima oleh rakyat sebagai harapan mereka atas kepemimpinan anda. Untuk itulah anda dipilih mereka! Jangan dibolak-balik, seakan rakyat yang meminta anda untuk jadi pemimpin. kalau paradigma berpikir anda terbalik, maka jadilah anda sebagai PENGUASA, bukan Pemimpin.

Adalah sangat tidak baik ketika anda sudah terpilih jadi pemimpin, kemudian menggugat kembali semua itu, apalagi kalau memakai alasan sebagai pencitraan diri kepada rakyat anda, bahwa andalah pemimpin terbaik mereka, sementara anda belum berbuat banyak untuk perbaikan hidup mereka atas kemampuan anda sendiri, selain masih mengandalkan, dan menikmati apap-apa yang sudah dikerjakan kepemimpinan yang anda gantikan. Lebih tak elok dan tak bermartabat lagi bila anda selalu menyalahkan dan malah selalu menyerang pencapaian kepemimpinan yang anda gantikan, yang sejatinya anda sendiri belum berbuat banyak untuk Rakyat,Bangsa dan Negara anda sendiri.

Seorang pemimpin sejati itu, selain bisa memegang janji dan sumpah terucapnya, dan harus bisa memegang amanah yang diembannya, juga harus bisa mengapresiasi/ menghargai dan menghormati kepemimpinan yang anda gantikan, yang pasti telah berbuat banyak untuk Bangsa dan negara, dibandingkan anda yang menggantikannya.

Bekerjalah anda mencapai apa yang telah anda janjikan dan sumpahkan dengan sebaik-baiknya. Biarlah waktu yang membuktikan pencapaian semua, dan Rakyat yang menentukan apakah anda memang pemimpin yang pantas untuk nsegala hal, dalam kata lain andalah PEMIMPIN SEJATI mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline