Lihat ke Halaman Asli

Kenormalan Dalam Keharusan Nilai-nilai Keindonesiaan

Diperbarui: 26 Maret 2016   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

‪#‎PemaknaanDemokrasiPancasila‬

 

Memang INDONESIA negara yang menganut DEMOKRASI, namun sejatinya Demokrasi yang dianut haruslah Demokrasi PANCASILA, bukan Demokrasi LIBERAL.

Apa ciri-ciri Demokrasi Pancasila ?

Demokrasi Yang Berketuhanan YANG MAHA ESA, Demokrasi yang mengutamakan Pemahaman makna KETUHANAN, , dan Demokrasi itu dikembangkan haruslah tetap merujuk pada nilai-nilai KETUHANAN, walau apapun agamanya.

Demokrasi yang punya Keadilan dan Keadaban, dimana segala sesuatunya pelaksanaan Demokrasi yang Berkeadilan yang dimaknai dengan pemakaian yang sesuai dengan adab Keindonesiaan dan sejalan serta mengedepankan kearifan Lokal.

Demokrasi yang mengutamakan Persatuan Indonesia, dalam hal mana apapun perbedaan yang timbul, maka filosofi Persatuan dan kesatuan bangsa tetap jadi landasan utama, mencegah infiltrasi asing dalam pelaksanaan/implementasi Demokrasi di negeri ini.

Demokrasi yang bersandarkan hasil Kemufakatan untuk menyelesaikan/menghadapi perbedaan dengan mengutamakan azas Musyawarah yang implementasi dan tata caranya dilaksanakan oleh perwakilan sesuai tingkatan.

Demokrasi yang harus dilaksanakan dalam setiap upaya meraih dan menjunjung tinggi pencapaian Keadilan Sosial untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Implementasi DEMOKRASI PANCASILA ini tentunya harus merujuk pada situasi dan kondisi Demografi Indonesia yang beragam. Untuk itulah dalam Implementasinya, maka pemakaian Demokrasi PANCASILA harus mengedepankan Keraifan Lokal, karena semangat berbeda namun tetap satu itu sudah merupakan pakaian sehari-hari idealisme keINDONESIAan.

Implementasi DEMOKRASI PANCASILA ini dalam menentukan Pemimpin, baik nasional maupun Daerah, maka kearifan lokal ini, diutamakan untuk terjadinya Kestabilan Kehidupan Sosial dalam Keindonesiaan itu sendiri. Implementasi atas Kearifan lokal itu sendiri, tak bisa diklaim menyinggung SARA, karena adalah Kewajaran untuk tetap dalam konteks utamanya mengedepankan kearifan Lokal dengan konsekwensi logisnya tentulah mengedepankan unsur Mayoritas atas Suku, Agama, Ras yang sesuai di daerah yang bersangkutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline