Lihat ke Halaman Asli

Helny Untu

Guru SMAN 10 Manado

Kecewa Saat Pertama Kali Berkunjung di Perpustakaan (1)

Diperbarui: 27 April 2023   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Mencintai dan membaca buku adalah hal paling menyenangkan di masa kecilku.

Kendatipun hal itu membuat saya harus betah bertahan di rumah teman. Karena dirumahnya ada begitu banyak buku cerita. Buku-buku yang bisa diakses dengan mudah dari perpustakaan sekolah karena papanya bekerja sebagai penjaga Sekolah Dasar.

Kali ini saya tidak akan menulis tentang masa kecil saya dengan buku-buku. Tapi, tentang anak-anak saya yang hampir sama 'maniak'-nya dalam hal menyukai buku.

Bedanya, dulu buku-buku berkualitas agak susah saya dapatkan.
Sekarang sarana transportasi apalagi internet begitu mudah membawa kita menemukan bahan bacaan. Walaupun tentunya harus jeli dalam memilihkan bahan bacaan.

Oke, saya langsung saja dengan kisah kedua anak saya yang begitu penasaran dengan perpustakaan.

Jumat 14 April kami mendapat kesempatan mengikuti kegiatan di sekitar perpustakaan Provinsi Sulawesi Utara.
Kesempatan itu saya ambil untuk memperkenalkan perpustakaan yang terletak di Ibukota Provinsi. Rencananya sekalian mau buatkan kartu anggota perpustakaan dan tentu saja membaca buku sembari menungga Papa anak-anak selesai kegiatan.

Jangan ditanya bagaimana antusiasme Koko dan Memei saat sampai di perpustakaan. Secepatnya mereka berlomba turun dari kendaraan roda dua dan berlari menuju bagian ruangan lantai satu.

Saya tersenyum melihat mereka mendekati baliho berukuran dinding bangunan. Jika dilihat sepintas maka dinding itu dipenuhi rak-rak dengan buku-buku tertata rapi.
"Nak, bukan disitu. " ucapku agak keras.

Aku memberi isyarat untuk menuju lantai dua. Kembali mereka berlomba menaiki tangga beton disamping bangunan.

"Yang mana, Bun? " Putriku yang sebentar lagi berusia delapan tahun bertanya tak sabar.

"Disini tempatnya, Bun? " Anak pertamaku nampak menempelkan wajah di pintu kaca yang lebar.
Pintu itu tertutup.
Saya dan Memei ikutan menempelkan wajah melihat ke dalam ruangan yang terlihat begitu sunyi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline