Lihat ke Halaman Asli

Yuk Kita Merapatkan Barisan

Diperbarui: 12 Oktober 2022   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dari judulnya yuk kita merapatkan barisan? Ada apa dengan judulnya?

Penulis terinspirasi dengan judul negeri entah berantah? Yang isinya menarik dikupas dan diberikan solusi yang tepat guna kepada negeri tersebut.

Yang pertama itu, dimulai dari diri sendiri yaitu keluarga terkecil dirumah masing-masing yaitu: ayah,ibu dan anak-anak. Mulai dari sini, ayo diterapkan hidup disiplin sesuai dengan pedoman keyakinan agama yang dianut. Lalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu kebersihan diri mulai membersihkan badan (istinja, membersihkan hadats kecil dan besar). Selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-NYA. 

Yang kedua, menerapkan hidup sederhana dan pola sehat dari berfikir dan bertindak dalam menjalankan tugas yang diamanatkan kita, seperti sebagai petani, buruh, pengajar, para pengusaha dan para politisi bekerja di niatkan karena mendapatkan ridho Allah SWT.

Yang ketiga, menerapkan hidup berbagi satu sama lainnya. Tanpa memandang status sosial, SARA. Serta menerapkan kesadaran hidup disiplin dalam lini kehidupan. Sebagai contoh, sebagai pengajar mempunyai tanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Lalu sebagai pengusaha menerapkan pola hidup sehat bekerja karena ibadah. 

Mengapa penulis berpikir, pengusaha yang bekerja karena ibadah dapat berdampak kinerja yang baik dan bermutu.

Dimana kata yuk merapatkan barisan, yaitu kembali kepada fitrah manusia, selalu berbuat baik kepada siapa pun .

Siapa yang menanam kebaikan akan menuai hasilnya, sebaliknya bila menanam keburukan mendapatkan hasilnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline