Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Menyikapi Teman yang Pinjam Uang?

Diperbarui: 25 Oktober 2018   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: pexels.com

Topik ini menggelitik saya untuk menuliskannya. Di radio yang menemani perjalanan saya pagi-pagi ke kantor, sang penyiar mengangkat topik  ini sambil mengundang umpan balik dari para pendengar. Gaya obrolannya menghibur kocak mentertawakan pengalaman sulitnya menagih hutang kepada teman.

Kemudian malamnya, anak saya sepulang kerja cerita bahwa temannya meminjam uang, dalam jumlah relatif cukup signifikan baginya.

Jika jumlah nya tidak seberapa bagi kita tentu bukan masalah.

Namun jika jumlahnya lumayan, kita sering bingung dan menjadi dilemma dalam diri, tidak diberikan kita merasa tidak enak dan iba karena empati dengan kesulitan situasinya. Tapi jika kita pinjamkan khawatirnya tidak dikembalikan tepat waktu atau bahkan tidak kembali uangnya. Padahal kita sendiri membutuhkan juga uang tersebut.

Setelah puluhan tahun menjalani hidup ini, tentu sudah beberapa kali saya mengalami hal ini.

Bagi saya pribadi, teman adalah sesuatu yang sangat berharga. Teman merupakan jalur yang menghubungkan kita dengan suatu komunitas dan selanjutnya membuka berbagai jalur rangkaian relasi ke masyarakat luas, bagian dari alam semesta ini.

Model dan jenis teman pun ada berbagai macam. Untuk itu diperlukan toleransi dan seni komunikasi pertemanan. Untuk hal ini saya masih banyak belajar dari teman-teman yang memiliki pergaulan luas.

Kembali ke soal teman yang pinjam uang, bagaimana sebaiknya kita menyikapi hal ini?

Peristiwa pinjam meminjam antar teman, berbeda dengan transaksi kredit pada lembaga formal. Artinya, tidak ada konsekuensi penalti atau gugatan hukum. Skenario terburuk adalah putus hubungan teman. Tapi apakah ini yang kita kehendaki?

Agar dibedakan dengan perihal jika bertransaksi bisnis dengan teman. Untuk kasus ini status teman sudah berubah menjadi rekanan bisnis. Semua transaksi harus didukung dengan ikatan hukum. Jadi berbeda dengan pinjaman antar teman yang sedang kita bahas.

Dengan batasan kondisi tersebut, maka bilamana kita rela meminjamkan uang maka kita harus sudah siap pula untuk menyediakan waktu dan tenaga untuk rajin menagih dengan tetap menjaga perasaan teman tanpa menimbulkan sakit hati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline