Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Musik Klasik Lewat Game

Diperbarui: 29 Maret 2016   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber : www.play.google.com"][/caption]Voila! Kalau ada pepatah berbunyi "banyak jalan menuju Roma", rupanya benar! Salah satunya, ditunjukkan oleh cheetah mobile, pengembang aplikasi permainan untuk platform mobile phone, lewat karyanya yang diberi nama "Piano Tiles". Via permainan ini, banyak orang tergugah mendengar beragam gubahan musik klasik macam besutan Mozart, Beethoven, Schubert, dan banyak lagi.

Tak terkecuali, saya sendiri. Meski sebetulnya saya bukanlah gamer dengan adiksi berskala 'dewa', permainan ini telak memikat hati saya. Betapa, mengoprek tuts piano virtual di layar gadget sendiri bisa menjadi keasyikan sendiri. Sampai-sampai, tak jarang saya kelewat asyik, hingga tak sadar kalau istri ngomel--entah sejak kapan.

Berlagak a la Maestro

Bagaimana tidak? Dari aplikasi ini, saya bisa berlagak a la maestro musik dunia. Ambil kata, yang paling saya suka adalah Mozart. Setali tiga uang, Piano Tiles tidak hanya menyuguhkan masterpiece beliau. Tapi, kita pun diajak untuk memainkannya, meski lewat layar touchscreen. Bukan piano betulan.

Namun, menurut saya, semangat sekaligus ide dasar game ini sungguh brilian. Paling tidak, yang paling kentara, adalah manfaatnya dalam menjembatani wawasan musik klasik kepada khalayak ramai. Sebuah usaha--yang menurut saya--tidak mudah. Tetapi, cheetah mobile selaku pengembang aplikasi, justru cerdas serta jeli melihat peluang. Disitu-lah, hemat saya, poin paling krusial dari game ini!

Permainan Cerdas!

Dan lagi, hal lain yang tidak kalah penting adalah Piano Tiles (yang kini sudah di-update ke versi 2.0 ; Pen) sekalian menjadi penanda (signifier) bahwa jagad dunia online, lebih khusus pada konteks aplikasi permainan, tak mesti selalu berisi konten kekerasan--apalagi pornografi. Sebagaimana umumnya yang terjadi di game-game lain, terlepas dalam skala yang masih terbilang 'remeh' atau--malah--kelewatan. Sebaliknya, ada 'energi' dan/atau semangat positif yang bisa dibagi untuk semua orang.

Dengan begitu, buat saya pribadi, sebagai seorang ayah, berbagi 'jatah' gadget dengan anak menjadi tidak terlalu merisaukan. Sebaliknya, saya justru ingin anak sedikit banyak tahu soal musik klasik. Dan sungguh, lewat game ini-lah misi saya tersalurkan.

Persoalannya adalah tinggal bagaimana kita--selaku orang tua--dapat memagari anak, sehingga tidak jadi 'kecanduan' game. Prinsipnya, buat saya, selama suatu aplikasi mampu menjadi sarana edukasi, kenapa tidak dicoba?! Toh, memang kita kini hidup di era yang serba "riuh-teknologi". Masalah makin beragam. Pun, cara mengatasi masalah tak kalah beragam. Tergantung, cara apa yang mau kita pilih!

Menutup tulisan ini, saya tidak sedang ingin mempromosikan game ini. Apalagi, mengajak orang untuk 'berjamaah' memainkan permainan yang sama. Saya hanya sekadar membagi pengalaman. Terlebih, berbagi rasa syukur atas keberhasilan saya memperdengarkan musik klasik ke 'ruang' dengar anak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline