Lihat ke Halaman Asli

helmi irfan

MAHASISWA

JATHILAN : AKULTURASI dAN BUDAYA

Diperbarui: 2 Juli 2024   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Jathilan merupakan salah satu jenis tarian rakyat yang paling tua di Jawa, yang mana kesenian ini dapat menyatukan antara unsur gerakan tari dengan magis. Selain itu juga kesenian jathilan juga dapat berakulturasi dengan kebudayan lain seperti kebudayaan Islam. Salah satu grup kesenian jathilan yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mampu menampilkan akulturasi pada kesenianya adalah jathilan Serati Manunggal yang bertempat di Padukuhan Jaranmati 1 Desa Karangmojo Kec Karangmojo Kabupaten Gunungkidul.

Dalam pelaksanaannya selain menampilkan bentuk tari-tarian khas jathilan, atraksi-atraksi yang memukau, jathilan Serati Manunggal juga mampu menunjukkan bentuk akulturasi antara budaya lokal dengan budaya Islam.

Jathilan Serati Manunggal dalam pertunjukannya memperlihatkan bentuk akulturasi dengan Islam yang terlihat pada amalan-amalan dan aturan yang harus dilakukan, seperti perpaduan antara wirid dan mantra, praktek laku (puasa). Selain itu juga terlihat pada prosesi pertunjukan kesenian jathilan yaitu perpaduan antara syair lagu khas jathilan dengan syair religious. Adapun fungsi kesenian jathilan bagi masyarakat Paduuhan Jaranmati 1 adalah yang pertama sebagai sarana hiburan, kedua sebagai sarana interaksi sosial, dan sebagai sarana promosi daerah wisata kesenian.

Penting untuk dicatat bahwa proses akulturasi ini tidak mengubah inti dari seni pertunjukan tradisional Jathilan itu sendiri, tetapi lebih merupakan bentuk adaptasi yang memungkinkan seni ini tetap relevan dalam konteks kehidupan sosial dan budaya yang semakin beragam. Dengan demikian, Jathilan sebagai akulturasi budaya dan Islam mencerminkan dinamika yang kaya dan kompleks dalam perkembangan seni dan budaya di Indonesia.

Dalam setiap prosesi pertunjukan jathilan memperlihatkan aktifitas berbau mistis yaitu penggunaan sesaji dan pembakaran kemenyan untuk trance yang ada kaitannya dengan roh-roh halus masih dilakukan padahal mayoritas anggota kelompok jathilan "Kudho Rumekso" beragama Islam. Hasil penelitian memperlihatkan adanya proses pewarisan seni jathilan dalam kelompok "Kudho Rumekso" yang bisa dilihat dari penerimaan masyarakat, proses regenerasi dan nilai budaya Jawa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline