Lihat ke Halaman Asli

Warrior: Film Laga dengan Tekstur Berbeda

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1334912877929761054

[caption id="attachment_172781" align="aligncenter" width="590" caption=""][/caption] Dua bersaudara yang terasing satu sama lain harus bersua di atas matras sebuah kejuaraan Mixed Martial Arts (MMA). Di antara mereka, ada motivasi besar masing-masing untuk menjadi pemenang sembari belajar memberikan maaf dan mengoreksi disfungsi keluarga. Secara singkat, barangkali film Warrior (rilis 9 September 2011/DVD pada 20 Desember 2011) bisa dijelaskan dengan satu paragraf di atas. Ada drama keluarga, lalu juga kisah laga. Tommy (Tom Hardy) dan Brendan (Joel Edgerton), dua bersaudara yang terpisah puluhan tahun, juga harus menghadapi serentetan pertarungan masing-masing sebelum mencapai kulminasi di final grand prix turnamen MMA. Bersetting di Pennsylvania, Warrior menangkap dengan baik gambaran latar orang-orang keturunan Irlandia yang memang gemar bertarung (mengingatkan pada film "The Fighter" yang juga dari wilayah north-eastern). Di antara Tommy dan Brendan hadir sosok Paddy Conlon, ayah yang sekaligus biang kerok semua masalah keluarga. Nick Nolte memerankan Paddy dengan sangat brilian, bisa menggambarkan jelas sisa era "jahiliyah"-nya yang menyebabkan keluarga Conlon tercerai-berai, sekaligus sebagai ayah yang menyesal di usia tua. Ia menjadi sentra gravitasi konflik, sekaligus objek drama dalam film beraura maskulin ini. Semua scene yang melibatkan Nolte memberi sentuhan dengan tekstur berbeda. Skenario yang ditulis sendiri oleh sutradara Gavin O'Connor memaparkan dengan bahasa sederhana dan alur lugas. Tidak banyak durasi terbuang untuk hal-hal yang berpotensi menyeret Warrior menjadi film laga picisan. Ia tetap di koridor konflik keluarga, dengan balutan adegan pertarungan MMA. Anda penggemar film laga juga tak akan kecewa karena, meski tak vulgar, banyak adegan-adegan seru dari pertarungan di dalam kerangkeng. Sebagai film laga/olahraga, mungkin alur dan polanya bisa kita tebak. Tapi yang paling menarik adalah sampai dengan klimaks, kita masih dibawa dengan pertanyaan: "Kepada siapa kita akan berpihak?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline