Lihat ke Halaman Asli

Helma Herawati

GURU SD NEGERI JETIS 1 YOGYAKARTA & PENDIRI PONPES AN-NUUR KERINCI

Segenggam Harapan

Diperbarui: 13 Januari 2024   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batang Merao, dokpri

SEGENGGAM HARAPAN

Liburan akhir tahun aku selalu mudik ke kampung halaman ku, "Kerinci tanah syurga" itulah julukan tanah kelahiran ku, mudik kali ini hanya berdua dengan suami karna putra-putri kami tidak biasa ikut, mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, setibanya di kampung ku, kami istirahat di rumah tua milik orang tua ku, rumah yang penuh kenangan di mana aku pernah bahagia bersama ayah, ibu dan adik2 ku tercinta,

Sore harinya kami berjalan ke SD Siulak panjang tempat aku sekolah dulu, disini juga tempat tinggal adik sepupuku Jonni, Ia menempati rumah dinas guru SD , Ia meneruskan profesi ayahnya namun ada perbedaannya, Ayah tinggal disini sebagai penjaga sekolah kini Jonni sebagai guru, aku bangga padanya,

Aku sangat senang bermain di pekarangan sekolah, mengenang masa indahku bersama teman-teman waktu sekolah dulu, tak sengaja kaki ku melangkah menuju pagar bagian belakang, mata ku tertuju pada  sungai Batang Merao, sungai penuh kenangan, sungai batang merao adalah sungai yang mengalir dari gunung kerinci ke danau kerinci yang terdapat di provinsi Jambi.

Kenangan 45 tahun yang lalu disini aku sering bermain rumah-rumahan bersama teman --teman ku (sudah kuceritakan pada efisode "Batang merao tak seindah dulu)

*

Siulak Panjang desa kelahiran ku, rumah kami tidak jauh dari sungai Batang Merao, aku tinggal bersama ayah, ibu dan nenek.

Ayah aku panggil abak,  ibu aku panggil Mak, dan Nenek aku panggil tino sesuai kebudayaan daerah Kerinci.

 Mak seorang ibu rumah tangga biasa yang kesehariannya menyiapkan semua kebutuhan di rumah, sedangkan abak bekerja sebagai petani merangkap sebagai pedagang kaki lima di pasar kalangan, dalam bahasa kerinci disebut balai,

Abak berangkat ke balai pada waktu pagi sebelum subuh, beliau membeli barang dagangan dari petani seperti sayuran kentang, kubis, cabe dll lalu menjualnya secara eceran kepada pembeli di pasar, Abak membuat meja jualan dari kayu dan pondok beratap interpal, tempat duduk beralas karung atau plastik, setelah barang dagangan habis terjual abak pulang dengan membawa belanjaan keperluan rumah tangga, kebutuhan dapur seperi beras, minyak goreng serta peralatan lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline