Lihat ke Halaman Asli

Ketika Teknologi Menjadi Jembatan Transaksi: QRIS di Mata Masyarakat Indonesia

Diperbarui: 31 Oktober 2023   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Berkembangnya teknologi digital saat ini, membuat pergeseran terhadap transaksi dari pembayaran tunai menjadi pembayaran digital. QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) hadir sebagai solusi di era digital ini sebagai inovasi pembayaran digital di Indonesia.

Sampai saat ini, QRIS telah mencapai 37,0 juta pengguna dan 26,7 juta merchant dengan 91,4% adalah UMKM. Tercatat jumlah transaksi QRIS sepanjang tahun 2022 sebesar 1,03 Miliar.

Penggunaan QRIS yang populer ini seakan menjanjikan kemudahan kepada penggunanya akan transaksi yang cepat, efisien dan praktis.

Pengguna dapat melakukan pembayaran dengan QRIS melalui e-wallet mulai dari OVO, GoPay, Dana, LinkAja, ShopeePay dan lain sebagainya hanya dengan scan QR Code yang tersedia. Merchant juga tidak perlu memajang banyak QR Code, karena satu QR Code bisa untuk semua pembayaran.  

Sebagai metode pembayaran digital, QRIS tentu memiliki banyak keunggulan. Salah satu keunggulan paling dirasakan penggunanya adalah efisiensinya. 

"Iya jelas lebih gampang pakai QRIS, selain efisien juga nggak harus nerima kembalian recehan kalau lagi belanja" ungkap Ilham, salah satu pengguna QRIS ketika dihubungi melalui telepon. Bagi banyak orang, hal ini menjadi keuntungan besar karena tidak perlu lagi untuk membawa uang tunai ataupun menghadapi kesulitan dengan uang kembalian yang terkadang menyita waktu.

Selain itu, dengan menggunakan QRIS para pengguna diberikan banyak keuntungan. Keuntungan yang dirasakan oleh pengguna adalah diskon dan cashback. Diskon dan cashback ini ditawarkan oleh e-wallet ketika sedang mengadakan event tertentu. Keuntungan ini tentu tidak hanya dirasakan oleh pengguna, karena dengan memanfaatkan diskon, cashback dan promosi yang ada pengguna turut mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Banyak dari generasi muda saat ini lebih menyukai pembayaran digital, tanpa perlu ribet untuk membawa uang tunai. 

"Menurutku pakai QRIS bisa mengurangi penyebaran kuman lewat uang fisik, apalagi untuk aku yang jarang punya cash juga malas ngambil uang ke atm, terlebih pakai QRIS bisa mengurangi penyebaran uang palsu" ungkap Hasna, salah seorang pengguna QRIS. 

Bagi pedagang, uang palsu tentu menjadi salah satu sumber kerugian. Selain kerugian yang dapat dirasakan oleh pedagang, peredaran uang palsu juga dapat menyebabkan inflasi disuatu Negara. Dengan begitu, QRIS dapat menjadi solusi untuk mengurangi uang palsu beredar saat transaksi.

Namun, QRIS pun datang dengan tantangannya sendiri. Beberapa pedagang belum memahami esensi universal dari QRIS dan masih membedakan antara QRIS untuk e-wallet dan Bank, hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi pengguna "Kadang ada beberapa merchant yg misahin penggunaan QRIS, kaya QRIS A ini khusus e-wallet dan QRIS B untuk bank. Padahal seharusnya penggunaan QRIS itu bisa untuk keduanya sekaligus" ujar Tiara, pengguna QRIS ketika dihubungi melalui telepon. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline