Lihat ke Halaman Asli

yosia

yosia

[Puisi] Sebuah Doa

Diperbarui: 15 Mei 2023   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Senjaku perlahan menuju peraduan
Pun, terganti sapaan sang rembulan
Ditemani gemerlap bintang bertaburan

Angin menari menerpa diri
Beriring malam menghampiri
Tersuguhkan sunyi nan pekat
Semakin larut, semakin pekat
Menutup hari nan penat

Sunyi malam ini begitu pekat
Dari yang datang biasanya
Yang sudah lama menjadi teman
Mengantar angan tanpa sekat
Menari-nari beriring kabut

Malam kusut nan sekelam jelaga
Selalu berhasil mengundang resah
Resah akan fatamorgana dunia

Dalam resah, tersisip banyak tanya
Namun, bibir ini enggan bertutur
Takut akan merusak suasana
Bila bertutur apa yang dirasa

Ya...
Bibir ini memilih bungkam
Menyimpan kata-kata itu dalam diam
Meski itu akan merusak jiwanya

Bertatap pada kanvas malam
Tersirat akan sebuah makna
Mengabaikan tiap pelik yang mendera
Biarlah tersimpan indah dalam benak

Hitam mengakhiri malam
Dengan tersisip doa pada angin yang menari
"Semoga lekas sirna segala nestapa."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline