Kegiatan kepramukaan utamanya saat perkemahan pada malam terakhir tidak lepas dari kegiatan upacara api unggun. Api Unggun pada jaman dahulu memiliki fungsi sebagai alat penerangan, penghangat, pengusir binatang buas, ketentraman dan kegembiraan. Api unggun tidak diketahui pasti awal mulanya, ada yang meyakini bahwa apai unggun ada disaat pertama kali manusia mengenal api.
Kata api setara artinya dalam bahasa Kawi yaitu agni, geni, bromo, dan latu. Unggun dalam api unggun memiliki arti tumpukan kayu. Api unggun dapat dimaknai sebagai semangat yang membara, sedangkan panasnya api unggun juga memiliki makna kekuatan, dan cahaya memiliki makna petunjuk persaudaraan dan persatuan.
Upacara api unggun dalam kepramukaan merupakan salah satu tempat pertemuan di alam terbuka khususnya malam hari. Macam - macam api unggun dalam kepramukaan yaitu : Bentuk piramida, pagoda, pagoda roboh, dan kursi. Upacara api unggun ini diperbolehkan untuk anggota pramuka golongan Penggalang, Penegak, dan Pandega. Siaga tidak diperkenankan mengikuti upacara api unggun dikarenakan kegaitan malam hari riskan untuk kesehatan usia anggota pramuka golongan siaga.
Pelaksanaan kegiatan api unggun dalam kepramukaan diyakini memiliki nilai pendidikan, diantaranya : api unggun dapat membuat erat persaudaraan, kerjasama/gotong royong, suasana gembira, mengembangkan bakat dan kreativitas, selain itu juga bisa menambah keberanian dan percaya diri.
Tata cara pelaksanaan api unggun yaitu : kegiatan api unggun dilaksanakan di lokasi yang terbuka dan cukup luas. Kegiatan api unggun yang dilaksanakan di area berumput diharuskan rumput diamankan dari terbakar api karena tidak boleh merusak lingkungan, setelah acara api unggun tidak diperbolehkan terlihat bekas kegiatan api unggun.
Syarat - syarat tempat yang dapat dijadikan penyelenggaraan upacara api unggun. Tempat tersebut haruslah tempat yang terbuka dan cukup luas serta memiliki permukaan yang rata agar tidak membahayakan peserta, suasana di sekitar api unggun juga diharapkan tidak rimbun agar tidak membahayakan jika terjadi kendala terkait api yang menyala, tempat penyalaan api unggun juga diharuskan yang jauh dari pemukiman warga agar tidak mengganggu, terlindungi dari angin kencang agar api dan asap tidak "mengusik" ketenangan pemukiman warga dan peserta.
Tahapan pelaksanaan upacara api unggun, meliputi : Persiapan, penyalaan obor dasa dharma yang mana 10 petugas masuk melingkari api unggun sambil mngucapakan satu per satu 10 dasa dharma pramuka, Penyalaan umum yang mana obor dimasukkan di sela - sela api unggun, amanat Pembina, atraksi yang diisi dengan pertunjukan - pertunjukan yang penuh kreativitas dan diupayakan bersifat spontanitas agar lebih meriah seperti, penutup disertai dengan do'a.
Jika dalam pelaksanaan kegiatan api unggun di alam terbuka tidak memungkinkan untuk dilaksanakan, dikarenakan hujan atau cuaca ekstrim lainnya obor bisa diganti dengan lampu yang dipegang petugas obor secara bergantian dan dilaksanakan di ruangan tertutup. Pada langkah penyalaan umum dengan cara lampu bisa diletakkan di tong sampah yang sudah dibersihkan dan dibungkus kantong plastik berwarna merah agar memberikan kesan lampu dapat berwarna agak kemerahan menyerupai api. Tahapan pelaksanaan api unggun yang menggunakan lampu sama dengan upacara api unggun di alam terbuka yang menggunakan api obor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H