Lihat ke Halaman Asli

Kisah Keluargaku untuk Pelajaran Keluargamu

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saya Willsen dan inilah cerita keluarga saya. Hany curhatan mungkin.

Sekarang umur saya sudah 16 tahun, memiliki humor yang tinggi dan senang bergaul. Dan satu lagi saya keras kepala dan memang menyimpan dendam kepada kedua orangtua saya. Saya punya onlineshop yang memberi keuntungan sekitar Rp8.000.000/bulan sehingga 3/4 barang di kamar saya adalah hasil dari jerih payah sendiri. Orangtua tak melihat itu sebagai sebuah kelebihan.

Sejak kecil, saya dan keluarga saya dididik dengan kurang baik (menurut saya), sabetan dari kemoceng, sabetan dari gantungan baju, dan bahkan tongkat biliard pernah saya rasakan perihnya di tubuh kecil saya dulu. Bahkan setelah menerima hal-hal itu, badan saya memiliki tato timbul yang berwarna merah. Saya pernah demi melindungi diri dari amukan ayah saya, saya naik keatas ranjang 2 tingkat membawa tongkat untuk perlawanan namun ternyata tongkat itu diambil ayah saya dan malah tongkat itu dibuat untuk memukul saya. Ibu saya pernah menyiram kakak saya di kamar mandi dan menguncinya, memaksa makan obat pil dengan menyodokkan sumplit kedalam mulutnya, menampar dan mengatai-ngatai kata 'anjing' sering sekali kepada anak-anaknya ketika marah.Semakin saya tumbuh saya semakin mengerti mana yang baik dan buruk menurut saya, dan saya menentang perilaku yang menagung-agungkan orangtua.

Hal yang ingin saya beritahu kepada anda semua yang menjadi orangtua ataupun ingin menjadi orangtua adalah:

1. Jangan menganggap diri anda dewa yang tidak boleh dilawan
2. Jangan menganggap diri anda adalah yang paling benar
3. Minta maaf lah bila memang salah kepada anak anda
4. Sebisa mungkin jangan gunakan kekerasan untuk mendidik anak anda

Sampai sekarang, saya merasakan hal aneh yang tidak saya sukai ketika orangtua saya masuk kekamar saya. Mungkin itu karena trauma atas tangisan-tangisan dan pukulan yang saya terima saat masih dibawah umur 10 tahun. Setelah saya masuk SMP sudah mulai berkurang karena saya sudah bisa melawan. Mereka sekarang memakai kata-kata untuk mengejek saya dan ternyata itu lebih menyakitkan.

Ucapan yang sangat tajam dan membekas di hati saya dan pastinya anak-anak lainnya :
1. Orangtua ini tidak mau punya anak seperti kau (dan kami anak-anak juga tidak memilih dilahirkan oleh ibu kami sendiri)
2. Kamu ini seperti orang gila yang melawan orangtuamu sendiri (karena memang perlakuan dan kata-kata kalian pantas untuk saya lawan)

Saya sudah bertengkar jutaan kali dengan orangtua saya, dan saya sudah 1000 kali menangis setelah bertengkar itu. Saya laki-laki namun memang hatinya agak lemah, sehingga menangis adalah hal yang sangat saya sering lakukan saat bertengkar dengan orangtua. Namun orangtua saya hanya pernah sekali menangis karena saya lawan mungkin baru 3 bulan lalu, dan setelah itu ibu saya yang saya lawan itu sambil mengata-ngatai saya dia menangis dan mau minggat, permasalahnnya karena ibu saya bilang "tidak ada warisan untuk anak sambil menyindir." saya berteriak membalas "saya tidak perlu uangmu". Ayah saya melarangnya, dan berteriak memukul saya. Tanpa saya disuruh, saya berlutut dan minta maaf sedangkan dalam hidup saya tidak pernah sekalipun orangtua minta maaf kepada anaknya. sekalipun. tidak pernah.

Hari ini karena satu masalah kecil terjadi memecahkan perang dunia di rumah saya. Ibu saya dulu pernah merapikan kamar saya dan ada sesuatu yang rusak, saya lantas melarangnya untuk membersihkan kamar saya. Tentu membersihkan kamar saya dengan pembantu. Saya hany memperbolehkan kamar saya dibersihkan oleh pembantu. Tapi hari ini dia membersihkan tanpa sepengetahuan saya dan saya marah ketika mouse saya jatuh yang harganya Rp300.000 dan saya beli pakai uang saya sendiri. Ternyata apa yang terjadi? dia yang lebih marah. "lo kenapa sih dibersihin malah marah?" "udah gila ya lo?" "mama gamau punya anak kayak elo" "mama bisa ambil pisau tusuk kamu". begitupun ayah saya "makin lama makin kesini kamu kayak orang gila, masuk aliran sesat.". saya mengakui saya salah marah kepada ibu saya, tapi kenapa yang dibilang gila itu saya? bukankah yang lebih gila adalah seorang ibu yang berkata kepada anaknya "mama bisa ambil pisau tusuk kamu"? saat saya marahpun tidak ada satupun kata-kata ejekkan kepada orangtua saya saat itu.

Entah. Dan masih banyak ceritah keluargaku yang lebih-lebih parah dan sadis. Tapi yasudahlah hari ini cukup ini, dan ini sebagai perkenalanku.

Informasi keadaan rumah saya untuk pertimbangan :
1. Ayah saya sering bermain laptop namun anaknya bekerja dibawah rumah buka toko fotocopy. Ayah saya bekerja sore hari 5 jam sebagai karyawan usaha adiknya yang gajinya 5jt/bulan.
2. Ibu saya sangat malas memasak dan menjadi ibu rumah tangga sehingga dia bekerja menjual baju di Mangga Dua.
3. Kami memiliki seorang pembantu yang kerjanya sangat dahsyat. Jaga toko, cuci baju, cuci piring, membersihkan kotoran hewan, memasang, dll yang harusnya dikerjakan seorang ibu
4. Ibu saya tidak memiliki teman kecuali teman bisnis yang datang hanya untuk beli baju
5. Saya memutuskan berhenti dari sekolah dan masuk homeschooling karena saya mau memajukkan onlineshop saya, karena saya tidak mengharapkan menjadi seorang pegawai kantoran, tapi pemilik kantoran.
6. Ibu saya penah menikah namun gagal, begitupun ayah saya pernah menikah namun gagal. Dan mereka dipertemukan. Haha...

Dulu saya pernah menulis curhatan di facebook saya, tapi ketawan oleh kakak saya dan saya ditampar ayah saya, ditarik telinganya, laptop disita, saya dipukul pakai gantungan baju berkali-kali hingga membuat tato merah kembali. Saya berani menulis curhatan seperti dulu lagi, karena sekarang saya sudah besar, dan saya melihat orangtua saya malah memfitnah saya di mata keluarga-keluarga saya sehingga ini sebagai bentuk perlawanan saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline