Lihat ke Halaman Asli

Kak fika (HELLOFIKA)

Ibu rumah tangga yang senang menulis, masak, makan dan jalan jalan

Yuk, Konsumsi Fermentasi Pangan Lokal yang Lezat, Murah, dan Bergizi

Diperbarui: 29 Februari 2020   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok instagram CLOY

" Mamak, ini kimchi perdana aku" unjuk temanku di Group Emak Emak Berdaster Omset Milyaran.

Tepuk tangan online pun riuh diberikan. Apalagi sejak WhatsApp bisa kirim sticker aneh aneh. Penuhlah itu satu group dengan beragam kiriman gambar.

Ditambah lagi serial CLOY (Crush Landing On You) yang diperankan oleh Hyun Bin baru saja tamat. Tambah semangat deh teman temanku bikin kimchi.  Merawat rindu katanya.


"Kimchi itu bagus buat kesehatan fik" ujar Ibu duo T.

"Makanan tersehat sedunia" lanjut yang lainnya bangga.

"Kok tersehat ? yang claim siapa?" Aku penasaran.

" Ya di drama korea" jawab mereka lagi.

Hmmm nggak ada kecap no 2. Pikirku dalam hati.

Aku pun penasaran, mengecek makanan tersehat di dunia melalui Google.  Memang sih ada Kimchi, Yogurts, Keju, Kefir dan beberapa lagi pangan fermentasi yang berasal dari negera lain. Eh tapi jangan salah, pangan lokal perwakilan Indonesia pun masuk ke dalamnya. Dua sekaligus, yakni Tempe dan Oncom. Yang nyatanya tak kalah nutrisinya, dari pangan fermentasi luar yang memang lebih populer di negara Kita. Padahal Tempe dari Indonesia sudah mendunia. Populer di negara tetangga sampai di Eropa.

Oh iya ternyata sebagian besar masyarakat Indonesia, terlebih generasi millenial tidak tahu bahwa pangan lokal yang difermentasi di Indonesia ini sangat beragam, melimpah sekaligus murah. Jadi bukan cuma, Tempe dan Oncom saja.Bahkan setiap daerah memiliki jenis fermentasi yang dihasilkan dari pengolahan pangan lokal. Proses fermentasi ini pun akhirnya  menghasilkan aneka makanan baru yang unik.


Dok. fooddetik

Bisa disebut unik karena biasanya bentuknya jadi khas, aromanya Khas, Dan rasanya pun sangat khas. Lebih hebatnya lagi kandungan nutrisi pangan fermentasi ini jadi berlipat ganda dibanding bahan bakunya.Padahal  nenek moyang kita dahulu membuat pangan fermentasi ini berdasarkan insting. Dan sekedar untuk mengawetkan bahan makanan yang melimpah. Tanpa melakukan penelitian empiris, riset dan lain lain, nenek moyang kita mampu menciptakan aneka bahan makanan baru hasil fermentasi pangan lokal.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline