"Bang aku beli batik betawi dong, mau lihat nggak" seruku pada Lelaki berkaos hitam yang sedang asyik mengerjakan pekerjaannya di laptop. Ia mendongak, sebagai seorang pria berdarah betawi sepertinya dia merasa heran.
" Emang ada? " Tanyanya tanpa berkedip. Akupun mengeluarkan selembar kain yang terbungkus kantong kertas bertuliskan Batik Betawi Terogong. Yuph, seperti halnya suamiku. Sebagai menantu keluarga Betawi, aku pun belum pernah mendengar ada batik Betawi. Hahahah mainku rupanya belum jauh ya. Makanya ketika Ladiesiana mengadakan acara belajar membatik. Aku langsung buru buru mendaftar.
Penasaran, hal ini yang mendasariku untuk ikut hadir di acara yang menurutku kece ini. Dan lagi lagi Aku tergelak, saat membaca alamat lokasi acara ini berlangsung. Yuph mainku memang kurang jauh gaes. Rupanya Batik Betawi ini salah satunya dikembangkan di daerah Terogong. Seperti lirik lagu dangdut yang pernah ngetop " Lima langkah dari rumah". Rumahku dan Workshop batik ini masih satu kelurahan.
Akhirnya di minggu yang cerah beberapa hari lalu aku putuskan berangkat menuju lokasi workshop diantar sama Pak Suami. Misinya tentu saja selain menghemat ongkos, aku ingin suamiku tahu salah satu lokasi workshop batik budaya nenek moyangnya. Syukur syukur suatu hari nanti dia ingin membelikanku batik (lagi), dia sudah tahu tempatnya kan. Xixixixi
Rupanya teman teman kompasianer lainnya sudah dulu hadir. Empat jempol deh untuk mereka, rumahnya jauh jauh loh. Tapi dengan semangat membara mereka hadir tepat waktu semua. Ada sih yang terlambat tapi sedikit sekali daripada yang tepat waktu.
Bunda Elisa Koraag salah satu admin Ladiesiana membuka acara workshop tak lama setelah semua peserta berkumpul. Buncha sapaan akrab beliau juga tak kalah kaget saat tahu kalau batik Betawi ini sudah hadir sejak tahun 1930 an. Jadi bukan batik jawa yang lalu dibuat motif betawi tapi memang batik Betawi ini sudah ada dan hadir di Batavia sejak jaman sebelum kemerdekaan.
Melalui ingatan Mpok Laela founder sekaligus penggiat batik Betawi Terogong. Mpok Laela yang juga seorang guru bahasa inggris berijazah Strata 2 di SMK ini. Menceritakan pada kami yang hadir. Bahwa beliau sepertinya satu satunya yang masih berkesempatan melihat para perempuan Betawi di sekitar situ membatik di sela sela kegiatan mereka bertani. "Dulu Pondok Indah itu masih kebon karet, Saya sempat menyaksikan itu semua termasuk dulu ada kampung betawi yang sekarang sudah menghilang " Ujar Mpok Laela. Uwow Aku ingetnya sudah jadi perumahan Karena dulu sempat tinggal di Jakarta sejak umur 3 tahun hingga 6 tahun.
Mpok Laela memulai usaha ini dengan sedikit pesimis, awalnya sering dicibir tetangga. " Emang siapa yang mau beli batiknya?" Tapi Mpok Laela nggak patah arang. Beliau rajin ikut bazzar setelah selesai mengikuti pelatihan yang pernah diadakan di zaman Gubernur Fauzi Bowo. Apalagi para keponakan perempuannya semua mendukung. " Mereka malah lebih kreatif berkreasi dengan motif iconic betawi" Lanjut Mpok Laela lagi.
Kami para ladies yang hadir sibuk menganggukkan kepala sembari menahan pedas dan nikmat. Karena sepiring bakwan hangat yang empuk di dalam crunchy diluar disuguhkan panas panas ke hadapan kami. Tenang, walau menyimak sambil nyemil, kami semua tetap fokus kok. Ke bakwan? Ya bukanlah. Tetap fokus mendengar penjelasan Mpok Laela.