Lihat ke Halaman Asli

Hellobondy

Lawyer, Blogger, and Announcer

Lucinta Luna, Perempuan, dan Narkotika

Diperbarui: 26 Oktober 2021   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lucinta Luna saat dalam jumpa pers di Polres Jakarta Barat, Kamis (13/2/2020). (KOMPAS.com/Revi C Rantung)

Lucinta Luna, sosok kontroversial satu ini sepertinya tidak pernah padam. Selalu aja ada bahan netijen untuk menghujat setiap tingkah lakunya. 

Apalagi baru-baru ini, Lucinta Luna menjadi tersangka kasus narkoba. Tentu saja yang paling seru adalah kolom komentarnya. Seakan se Indonesia mensyukuri keadaanya saat ini.

Tidak itu saja, pertanyaan netijen pun semakin bertubi-tubi "kira-kira Sel Laki atau perempuan ya?" hampir setiap komentar bertanya-tanya."Siapa saja yang ikut tertangkap?" Netijen mencecar terus menerus hingga akhirnya ada klarifikasi.

Indonesia Darurat Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Aktif

World Drugs Reports 2018 yang diterbitkan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6 % dari penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah mengonsumsi narkoba.

Sementara di Indonesia, BNN selaku focal point di bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) mengantongi angka penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebanyak 3.376.115 orang pada rentang usia 10-59 tahun. (https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/)

Beberapa waktu lalu, jika kamu membaca artikel saya di Lapas Perempuan Palembang, 80% warga binaan tersangkut kasus narkotika. 

Dua hari lalu, saya dan rekan-rekan pengacara pun mengunjungi Lapas anak di Palembang, kami berdialog dan kebanyakan kasus mereka pun narkotika dan pencurian. Bahkan anak-anak pun menjadi pengedar. Mengerikan bukan?

Sumber: CNNIndonesia

Anak-anak yang seharusnya memiliki ruang aman dan nyaman untuk bertumbuh sebagai generasi penerus bangsa harus terhenti langkahnya karena penyalahgunaan narkotika. Mereka direbut dari rumahnya, dan harus berada di lapas.

Kekhwatiran mereka pun tidak hanya dari tatapan mata mereka. Mereke menyuarakan bahwa bagaimana jika mereka sudah keluar nanti, "Apakah kami memiliki masa depan? Apakah masyarakat akan menerima kami?".

Begitu pun di Lapas perempuan, bagaimana kerinduan yang tidak terbendung dengan keluarga, harta yang dengan mudah mereka dapatkan begitu juga secepat kilat habis karena penyalahgunaan narkotika.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline