Lihat ke Halaman Asli

Hellobondy

Lawyer, Blogger, and Announcer

"NKCTHI" dan "Keluarga Cemara", Tidak Ada Keluarga yang Sempurna

Diperbarui: 18 Januari 2020   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: gramedia

Film Indonesia makin meroket, kayaknya gak berlebihan! Sebagai penikmat film, beberapa waktu lalu film Indonesia akan saya nomor duakan. Sederhana, kadang film horror berbalut bumbu porno, drama FTV yang naik layar lebar, atau film dengan adaptasi film luar hampir nyaris 100%.

Saya tidak terlalu ingat, kapan era film Indonesia mulai berjaya kembali, semenjak AADC, Eifel I am in Love, Catatan Akhir Sekolah, Petualangan Sherina. 

Kemudian muncul film-film kisah percintaan legenda Habibie Ainun, kemudian film horror dan thriller menemukan jalanya dengan rumah dara, kemudian semakin banyak warna dalam film di Indonesia.

Film lama pun dikemas sedemikian rupa mulai dari Keluarga Cemara, Si Doel, Lupus, Dilan. Film-film dari novel pun diangkat di layar lebar, dan tidak lupa film-film action The Raid, dsb. Oiya dan munculnya Gundala juga menjadi gairah sendiri di perfilman Indoensia. Saya bukan ahli film sungguh, saya hanya penikmat.

Sayangnya, perkembangan film Indonesia pun mendapat pro dan kontra seperti Ku cumbu tubuh indahku, Dua garis biru, dan beberapa film pendahulunya. Semakin ke sini film Indonesia semakin berani dan kritis mendobrak stigma di masyarakat.

Mengangkat tema di masyarakat sehari-hari menjadi tema menarik bagi produser dan timnya, seperti tema keluarga. Setelah ambyar di Keluarga Cemara kemudian kali ini saya ambyar lagi dengan film Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini.

Sama-sama Mengangkat tema Keluarga

Keluarga Cemara memiliki ikatan memori sendiri bagi generasi 90an. Bagaimana tidak, film ini selalu dinantikan dan ditonton Bersama keluarga. Menceritakan tentang abah dan keluarga di desa, sederhana syarat akan nilai-nilai kekeluargaan. Di Keluarga Cemara yang tayang di bioskop menyajikan permasalahan kekinian, ekonomi, budaya, dan seksualitas remaja yang ditayangkan sekilas.

NKCTHI berbicara tentang keluarga, namun dengan perjuangan yang berbeda mereka tidak perlu merasakan penggusuran seperti yang terjadi di keluarga cemara, fasilitas dan kebutuhan pun dipenuhi, aroma privileged pun muncul di suatu adegan sang ayah dan sang anak bungsu Awan ketika menghadapi situasi di dalam pekerjaan. 

Semua dinarasikan sempurna, Anak pertama yang selalu dijadikan bahu paling kuat untuk adik-adiknya, Anak kedua yang berada ditengah kasih sayang si bungsu yang telah "mencuri" perhatian, kemudian pembuktian anak bungsu bahwa ia mampu untuk mandiri.

Luka yang dipendam tidak akan menyelesaikan masalah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline