Lihat ke Halaman Asli

Land Reform

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu kuliah, kebiasaanku adalah mencocokkan kegiatanku dengan jam tayang serial tv Oshin di TVRI, sampai ada temen yang hafal ma kebiasaan ku yang satu ini.

Kenapa aku suka serial tv Oshin? selain bernostalgia (coz serial ini pernah tayang waktu aku masih SD dan TVRI satu-satunya channel TV yang bisa ku tonton kala itu) aku juga serasa belajar ekonomi pembangunan secara visual. Ketika kecil (tayang Oshin pertama kali di Indonesia tahun 1984) aku suka serial ini karena alur ceritanya yang bagus, mengajarkan keuletan dan kegigihan seorang Oshin dalam bertahan hidup dan akhirnya sukses jadi pengusaha kaya. Cerita yang mengaduk-aduk emosi.. :'(

Oshin tayang lagi di TVRI, yang terlintas adalah ingatan masa kecil tentang cerita mendidik sehingga aku antusias untuk menonton lagi serial ini.  Setelah dewasa, tidak hanya itu pelajaran yang bisa ku ambil dari serial Oshin.  Oshin diangkat dari kisah nyata Shin Tanakura yang hidup sampai tahun 1980-an di Jepang. Kala itu tanah dimiliki oleh kalangan terbatas (sementara buruh tani banyak), buruh tani sangat bergantung dengan kedermawanan pemilik tanah untuk digarap, upah yang tidak seimbang sehingga yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya.

Land Reform (reformasi tanah) dapat dikatakan sebuah penataan ulang terhadap kepemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah. Ketika lahan sedikit, penggarap banyak, maka perlu ditata ulang penggunaan tanah. Bagaimana lahan yang sedikit bisa memproduksi lebih banyak, melalui program intensifikasi yakni menggunakan teknologi, bibit unggul dll hal itu dapat dilakukan. Jika penduduk lebih banyak dan butuh lapangan pekerjaan lain selain bergantung kepada sektor pertanian, maka menyediakan lahan untuk pabrik dan industri lain yang dapat menyerap lapangan kerja banyak, sangatlah penting.

Jepang dinilai sangat berhasil melakukan reformasi tanah.  Secara visual dapat dilihat pada serial Oshin. Ketika Oshin kecil, lahan terbatas sedangkan pekerja banyak sementara hidup sangat tergantung pada sektor pertanian, menyebabkan keluarga Oshin mati-matian bertahan hidup. Peralihan struktur ekonomi yang bergantung pada sektor pertanian ke sektor industri sehingga buruh punya alternatif pekerjaan lain selain jadi buruh tani, ini bentuk reformasi pemanfaatan tanah, dari pertanian ke industri.

Banyak hal lain yang dapat kita pelajari dari serial Oshin tak hanya land reform. Mungkin akan ku bahas pada tulisan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline