Lihat ke Halaman Asli

Hella NovitaZami

be yourself

Kurang Perhatian, KRI Nanggala Tenggelam?

Diperbarui: 2 Mei 2021   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

By Hella Novita Zami

Peralatan Perang Kurang Perhatian

            Pada tanggal 21 April 2021, Indonesia dikejutkan dengan adanya kabar bahwa Kapal selam KRI Nanggala 402 hilang kontak atau disebut Submiss. Setelah melakukan pencarian selama tiga hari, kapal KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam (Subsunk). Kejadian ini berlokasi di Laut Bali. Kapal tersebut membawa 53 awak kapal. Kapal tersebut beroperasi dengan tujuan untuk melakukan latihan penembakan oleh prajurit TNI AL. Banyak orang mengira, kapal selam memang untuk menyelam tetapi apakah bisa tenggelam? Bukankah memang seharusnya seperti itu di bawah air laut?

            Kurangnya perhatian pada peralatan perang yang berusia tua menjadi salah satu penyebab tenggelamnya kapal KRI Nanggala 402.  Banyak berita yang mendeklarasikan bahwa kapal Nanggala sudah terlalu tua. Beberapa expert juga menyatakan bahwa kapal bisa saja rusak didalam air laut karena usia kapal yang sudah tua. Faktanya mengenai umur tidak bisa ditentukan karena itu bersifat relative. Namun teori hipotesis dari para Angkatan laut, Terdapat fenomena alam yaitu Laut yang mana laut memiliki intensitas kepadatan air laut yang berbeda beda, jadi setiap lapisan satu dengan lapisan lainnya memiliki tekanan yang berbeda beda. "Bukankah kapal selam memang dibuat untuk melewati internal wave?" melihat dari pertanyaan tersebut, memang benar kapal dibuat untuk melewati itu. Dan pastinya juga beberapa masyarakat bertanya Tanya, normalnya kapal selam ini baik baik saja, namun kita tidak pernah tahu laut di Indonesia ini. Indonesia merupakan daerah yang perairannya lebih luas dibandingan darat. Disamping itu masyarakat yang betul-betul paham mengenai laut kita di Indonesia ini sangat minim sekali. Tentu aka nada fenomena alam yang kita sendiri tidak mengerti apa yang terjadi pada kedalaman yang telah diukur.

            Berita dimana mana menggembor-gemborkan bahwa oksigen KRI Nanggala tersisa hanya 72 jam. Fakta nya benar atau tidak setiap kapal memiliki masing masing didesign dengan kemampuan selam yang berbeda beda. KRI nanggala merupakan tipe 209 memiliki operational endurance dengan spesifikasi 50 hari namun bukan berarti kapal tersebut mampu menyelam selama 50 hari tetapi 50 hari kemampuan beroperasi baik kapal dipermukaan maupun menyelam. Mengenai berapa lama tahan nya oksigen didalam kapal tergantung dari banyaknya awak yang berada di dalam kapal dan volume dari kapal selam. Kita juga tidak bisa memastikan bahwa mesin penghasil oksigen ini mampu menghasilkan oksigen dengan baik. Maka untuk mengantisipasi kerusakan mesin penghasil oksigen ini dibawalah oksigen candle, tetapi oksigen candle sangat memakan tempat jadi kebanyakan hanya mengandalkan mesin pembuat udara pada kapal selam tersebut.

            Mengenai kurangnya perhatian pada peralatan perang, Indonesia belum melengkapi asset fregat dan korvet dengan kemampuan Anti submarine warfare (peperangan anti-kapal selam) yang layak banyak kapal Indonesia yang sonarnya belum kapabel untuk mendeteksi kapal selam yang menyelam sangat dalam. Indonesia memiliki 4 unit Kapal selam. Sedangkan pemerintah memiliki keinginan untuk memiliki kapal selam setidaknya satu lusin. Tetapi balik lagi ke pendanaan, Karena jika dikatakan "focus saja pada kapas selam" tentu tidak bisa, karena Indonesia ini luas, masih banyak lagi yang harus difikrkan ada masyarakat, ekonomi, kesehatam, dan lain sebagainya. Kita tidak bisa semata mata menumpahkan kepada satu focus saja pada kementrian pertahanan.

            Untuk mendeteksi kesimpulan mengenai factor utama penyebab tenggelamnya kapal KRI Nanggala sebetulnya masih cukup sulit. Banyak factor factor seperti umur nya yang sudah tua, oksigen nya, tekanan laut yang terlalu dalam sehingga membuat kapal terbelah menjadi tiga. Banyak sekali factor kemungkinan yang terjadi. Mengenai kelengkapan peralatan perang, Indonesia pun masih selalu berusaha untuk melengkapi dan memenuhi segala kebutuhan peralatan perang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline