Ada banyak pendapat yang kita dengarkan setiap harinya, informasi sudah bertebaran dalam intensitas yang tak terhingga. Selalu ada yang baru, unik, berbeda, dan kontroversi.
Pernahkah kita merasa kok dia begitu ya? Sepertinya dia keliru, bagaimana dia menyatakan itu? Atau di lain sisi kita sedang mengatakan bahwa akulah yang paling benar, aku sudah tepat kok, seharusnya seperti ini, dan harusnya begini.
Semua pendapat sedang bertebaran dan menjadi musuh bagi indra pendengaran kita. Kebakuan dan kemutlakan tentang ide kita adalah hal yang utama sekaligus menjadi musuh terbesar bagi peradaban.
Kita tentu tidak senang jikalau pendapat kita dibantah atau ide kita ditolak. Hal ini menandakan bahwa kita menjadi dunia bagi diri kita sendiri. Ketika ada pendapat yang berbeda, kita dengan mudah meletakkan kedua tangan di telinga dari pada meletakkannya di depan mulut kita sendiri. Atau kita menolak akses indra penglihatan untuk menerima beragam informasi yang baru. Hal ini menunjukkan kekakuan diri sendiri terhadap sesuatu yang baru.
Saya juga terkadang garang jika pendapat saya tidak menjadi ide atau gagasan yang utama dalam setiap forum. Saya merasa bahwa segala yang saya pikirkan dapat diterima dan masuk akal. Namun, saya sedang membongkar kebiasaan tersebut dengan menelanjangi pikiran dan memilih mengenakan pembaruan di dalam sistem berpikir.
Berpikir terbuka atau lebih sering dikenal dalam istilah asing open minded merupakan kondisi yang membuat pikiran terbuka pada ruang-ruang pengetahuan baru, informasi yang baru, menjelajah ide kreatif, dan beradu dengan perbedaan. Kondisi open minded menjadi kekuatan perkembangan seseorang dalam menciptakan daya dan gerakan yang baru.
Orang yang memiliki pikiran terbuka condong mudah beradaptasi terhadap kebaruan, memiliki daya inovasi, serta dapat bersaing secara sehat. Open minded berbeda dengan berpikir radikal. Berpikir radikal menentang sistem yang baru dengan memasukkan info-info yang tidak tersaring bahkan menggerakkan sebagian besar orang pada tindakan yang kontroversial yang sesat. Hal ini berbeda dengan berpikir terbuka.
Berpikir terbuka mampu menyaring info-info yang ada menjadi sistem yang baru dengan mempertahankan formula pengetahuan lama namun telah berkembang serta sesuai dengan konteks saat ini dan masa mendatang.
Kondisi berpikir terbuka sangat penting karena setiap hari pengetahuan selalu berkembang. Sehingga meningkatkan kualitas hidup di mulai dengan merombak kekakuan sistem berpikir menjadi luwes dan logis. Berpikir terbuka mendorong ide-ide pada pemecahan masalah yang dihadapi dan mematahkan cara-cara lama yang lebih sulit dan lambat.
Orang yang memiliki pikiran terbuka akan mudah bersosialisasi dalam konteks kehidupan. Didorong dengan keinginan untuk menuntaskan perbedaan menjadi perpaduan yang menarik untuk menyelesaikan problema. Proses mengasah kemampuan berpikir terbuka tentunya dengan membuka mata dan telinga pada segala hal yang ada.
Belajar untuk menjadi pribadi yang berpikir terbuka harus berani meninggalkan kebakuan ide yang sudah tidak relevan, tidak menyerah pada pendapat diri sendiri tetapi menemukan penguatan terhadap orisinal daya pikir, mengemukakan pendapat dengan berani, serta berani untuk mematahkan pandangan sendiri ketika sudah tidak relevan dan berjangka panjang.