Lihat ke Halaman Asli

Bangga "Ono Niha Le"

Diperbarui: 9 Juni 2021   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ono Niha Le, hasil screenshot

Ee ee ya oo oo oo-oo ee oo (4x)

14 April 2021 yt Kemenparekraf menawarkan karya musik yang sangat menarik perhatian. Bangga dan kagum mendengar lirik-lirik yang membuai dan sangat kental dengan bahasa Nias. Lirik yang membuat tubuh dengan spontan ke kanan ke kiri, kepala turut bergoyang, sesekali terbawa arus sekadar mengatakan "ee ee ya oo oo-oo ee oo"

Lirik yang indah ini dilantunkan tanpa terjemahan, hal ini membuat mungkin sebagian orang kesulitan untuk turut dalam irama dan melodi yang indah ini. Lirik yang disampaikan mendeskripsikan tentang Pulau Nias dalam bentuk narasi yang energik. 

Kita orang Nias, sudahkah mendengar istilah (Aoha noro nilului wahea nilului waoso): ~mirip dengan peribahasa (berat sama dipikul ringan sama dijinjing).  Apabila orang Nias sehati, sepaham, sepikiran maka segala hal yang sulit dapat dikerjakan secara bersama-sama. Prinsip solidaritas, kerja sama, gotong royong, serta rasa bertanggung jawab yang sama dapat menyatukan kita untuk maju bersama. Meskipun marganya berbeda-beda, Hulu, Harefa, Halawa, Zega, Zalukhu, Zebua, dan masih banyak lagi, tetapi kita tetap satu "ONO NIHA" atau sebutan untuk "ORANG NIAS".

Nah, selain itu dalam lirik indah tersebut diperkenalkan berbagai destinasi yang dapat menjadi dermaga para wisatawan. Ada Sorake (pantai yang memiliki ombak yang cocok untuk para peselancar), Tureloto (menyimpan batu-batu karang yang indah dan  mampu membuat perenang terapung karena kadar garam yang tinggi), dan berbagai destinasi yang mampu menarik hati.

Adapun keindahan lirik ini mengingatkan kita untuk menyesuaikan diri dengan zaman. Pada era ini, saatnya kita saling mengoreksi, menuntun, serta memperbaiki hal-hal yang perlu untuk diperbaiki. Kata "saling" sangat penting karena budaya Nias memiliki keterikatan persaudaraan yang tinggi sehingga dalam mengerjakan setiap hal membutuhkan solidaritas atau kolektivitas. Baik dari kawula muda, orang tua, laki-laki, perempuan, yang berpangkat tinggi atau masyarakat biasa bersama-sama harus peduli dan memberikan kontribusi untuk memajukan Nias. 

Adapun nama daerah yang berada di Nias di antaranya Gido, Amandraya, Sirombu, Lahewa, serta berbagai daerah lainnya yang selalu menyimpan cerita atau nilai sejarah yang mahal harganya. Meskipun beragam daerahnya atau wilayahnya kita tetap satu "ONO NIHA". 

Kalimat ajakan terletak di bait terakhir:

"He ira ama he ira ina Ira talifuso zino so ba daa Yae niohema nafo awo mbago Datalau famaena datalau manari He tari moyo he tari baluse Anari! anari! bawahasara dodo!"

~Para Tuan (Bapak) para Puan (Ibu), saudara sekalian ini sambutan dari kami (nafo awo mbago~sirih, biasanya digunakan saat pesta atau pertemuan adat di Nias sebagai simbol penyambutan, penghormatan kepada tamu, undangan, atau orang yang dikhususkan, tetapi ada juga masyarakat yang mengunyah sirih setiap hari di Nias). Marilah kita menari bersama dengan tarian Moyo (Tari Nias yang menirukan burung Moyo (Elang)) dan tari Baluse (tarian perang di Nias). Marilah menari, menari, sebagai bukti ikatan yang erat dan persatuan yang solid.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline