Lihat ke Halaman Asli

Helen Tuhumury

Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura

Pelatihan Olahan Pala-Tingkatkan Pemanfaatan Daging Buah Pala di Negeri Liliboi

Diperbarui: 10 Oktober 2024   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembukaan Kegiatan Sumber: Jurusan THP

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura, melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertajuk Pelatihan Pengolahan Produk Olahan Pala (Myristica fragrans Houtt) di Negeri Liliboi, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah. Kegiatan ini, yang didanai oleh PNBP Fakultas Pertanian, dipimpin oleh Dr. H. C. D. Tuhumury, S.P., M. FoodSc., sebagai ketua Tim PkM dan dibuka secara resmi oleh Raja Negeri Liliboi, O. C. Kastanya, setelah sambutan dari Sekretaris Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Pelatihan ini diikuti oleh 20 peserta yang terdiri dari ibu-ibu PKK dan mahasiswa KKN dari Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) yang tengah melaksanakan program KKN di Liliboi.

Raja Negeri Liliboi. Sumber: Jurusan THP

Kegiatan PkM. Sumber Jurusan THP

Dalam pelatihan ini, dua produk olahan dari daging buah pala diperkenalkan: permen jelly pala yang dipandu oleh Dr. E. Moniharapon, S.Pi., M.Si., M.Sc., dan marshmallow pala yang dibimbing oleh P. Picauly, S.P., M.P. Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan daging buah pala yang selama ini sering dibuang dan dianggap limbah, karena masyarakat hanya fokus pada biji dan fulli (kulit biji pala) yang memiliki nilai ekonomis tinggi di pasar.

Pelatihan Permen Jelly Pala. Sumber: Jurusan THP

Pelatihan Marshmallow Pala. Sumber: Jurusan THP

Pelaksanaan kegiatan ini didasarkan pada kenyataan bahwa di Maluku, yang merupakan salah satu sentra utama produksi pala di Indonesia, buah pala masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Berdasarkan data produksi dari Badan Pusat Statistik, produksi pala di Maluku pada tahun 2021 mencapai sekitar 17.700 ton. Namun, masyarakat umumnya hanya mengolah biji dan fulli pala yang bernilai jual tinggi sebagai rempah-rempah untuk ekspor. Sementara itu, daging buah pala yang melimpah sering kali dibuang begitu saja sebagai limbah, meskipun memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk bernilai tambah.

Pembuangan daging buah pala ini tidak hanya mengurangi potensi ekonomi masyarakat, tetapi juga menimbulkan masalah lingkungan akibat akumulasi limbah organik. Oleh karena itu, pelatihan pengolahan produk olahan dari daging buah pala, seperti permen jelly dan marshmallow, sangat penting untuk mengubah persepsi masyarakat tentang nilai daging buah pala dan memberikan keterampilan praktis yang dapat mereka manfaatkan.

Sebagai institusi yang berfokus pada pengembangan teknologi dan inovasi pangan, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian memiliki peran strategis dalam membantu masyarakat menemukan solusi terhadap permasalahan pemanfaatan sumber daya lokal, seperti pala. Kegiatan PkM ini memberikan kesempatan bagi masyarakat Liliboi untuk belajar bagaimana mengolah daging buah pala yang selama ini terbuang, menjadi produk yang tidak hanya bernilai ekonomis tinggi tetapi juga berpotensi untuk dijual di pasar lokal maupun nasional.

Melalui pelatihan ini, masyarakat diajarkan proses produksi permen jelly dan marshmallow berbasis pala, yang memungkinkan mereka menciptakan produk inovatif dengan nilai jual yang lebih tinggi. Teknologi pengolahan yang diberikan tidak hanya memperkaya pengetahuan teknis, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat, khususnya ibu-ibu PKK yang berperan penting dalam pengembangan industri rumahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline