Lihat ke Halaman Asli

Helena Hegeh

Mahasiwa Universitas Jember

Pandemi Covid-19 Mendorong Adanya Inovasi Digitalisasi terhadap Pelaku Usaha Tukang Sayur Keliling

Diperbarui: 30 Agustus 2021   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1.0. Foto Bersama Bapak Ikhwan (Dokpri)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menilai pandemi Covid-19 yang terjadi lebih dari setahun mendorong berbagai inovasi di bidang tenaga kerja. Salah satunya adalah pengarahan untuk melakukan digitalisasi kepada seluruh pelaku usaha mikro. Melalui digitalisasi, mereka diharapkan dapat membawa warna baru bagi dunia perekonomian.Tentu bukanlah hal yang mudah mengingat bahwa mayoritas pelaku usaha mikro ini didominasi oleh masyarakat yang berusia 30-40 tahun keatas, yang tentunya masih awam akan penggunaan teknologi. Terlebih di kota-kota kecil dimana mereka condong lebih nyaman untuk menggunakan cara yang lebih konvensional karena dirasa lebih sesuai dengan latar belakang dan lingkungan mereka. Hal ini yang kadang berakibat pada terhambatnya perekonomian karena usaha yang dijalankan akan stagnan dan semakin diperparah dengan adanya pandemi seperti saat ini.

Oleh karena itu, Universitas Jember berupaya untuk mengatasi hal tersebut dengan menciptakan suatu program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back To Village (BTV) edisi ke 3. Pada KKN BTV 3 ini, Universitas Jember mengusung beberapa tema yang dapat dijadikan opsi untuk para mahasiswa yang menempuh mata kuliah Kuliah Kerja Terpadu. Beberapa tema tersebut diantaranya: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid19, Program Inovasi Teknologi/informasi Dalam Penanganan Covid19, Program Pemberdayaan Bumdes/jaring Pengaman Desa Penanganan Covid19, Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid19, dan Program Penanganan Stunting Dan AKI dan AKB. Dari sekian banyaknya tema yang ditawarkan, saya sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ memilih tema Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19 dengan fokus kepada pelaku usaha tukang sayur keliling di Kelurahan Sumbersari.

Bapak Ikhwan, selaku penggiat usaha tukang sayur keliling yang telah berjualan semenjak tahun 2017, mengaku sempat mengalami kebingungan ketika pandemi Covid-19 melanda di Indonesia. Beliau biasanya berjualan dengan rute Jl.Halmahera-Jl.Bangka-Jl.Belitung-Jl.Mastrip di kelurahan Sumbersari. Terlebih ketika adanya pembatasan aktivitas tentu berakibat pada menurunnya penjualan. Hal ini terjadi karena semata-mata bapak Ikhwan hanya mengandalkan cara yang cenderung konvensional. Hal ini tentunya menjadi perhatian utama saya sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ untuk membantu Bapak Ikhwan agar bisnis tukang sayur kelilingnya semakin berkembang.

Dimulai dari observasi dan pemetaan masalah yang dilakukan di minggu pertama yang akhirnya memunculkan sebuah inovasi yaitu memanfaatkan platform media sosial seperti WhatsApp dan Instagram serta penggunaan toko online menggunakan bantuan website pembuat toko online yaitu TokoTalk untuk mempermudah promosi serta komunikasi dengan para pelanggan.

Setelah memasukki minggu kedua, Bapak Ikhwan berkesempatan untuk mengikuti pelatihan khusus seputar “Optimalisasi Digital Branding Usaha Mikro di Kala Pandemi” yang menghadirkan pembicara seorang founder TemanBantu.id yang juga merupakan Social Media Strategist. Pelatihan ini sanggup menjangkau 80++ peserta dari seluruh Indonesia. Dari pelatihan ini pula, Bapak Ikhwan semakin paham bahwasanya penggunaan brand, terlebih digital branding sangatlah penting agar usahanya semakin dikenal oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, beliau sepakat untuk melakukan pembuatan logo dan poster untuk media promosi dan pembuatan brand SayurIkhwan.co.
                                                          

Gambar 2.0. Logo SayurIkhwan.co

Tidak hanya sampai disitu, di minggu ketiga ini penulis berkesempatan untuk melakukan pendampingan khusus untuk pengoperasian dan pemanfaatan media sosial WhatsApp, Instagram, dan toko online SayurIkhwan.co. Setelah mencoba menggunakan WhatsApp selama kurang lebih 2 minggu, beliau mampu mengoperasikan untuk sistem pesan digital dan juga pembuatan status WhatsApp. Hal ini tentu merupakan perkembangan yang sangat luar biasa karena dengan begitu pelanggan dengan mudah untuk menghubungi Bapak Ikhwan terkait kebutuhan dapur sehari-hari. Terlebih di masa pandemi ini tentu akan dinilai lebih efisien bila menggunakan media online untuk pemesanan. Tidak hanya melalui WhatsApp, penulis juga secara rinci melakukan pendampingan terkait penggunaan aplikasi Instagram serta toko online SayurIkhwan.co dengan harapan kedepannya beliau dapat menggunakannya tidak hanya sebagai katalog saja, namun juga media promosi. Penulis juga menyediakan modul khusus terkait panduan penggunaan Instagram dan toko online agar kedepannya beliau dapat secara mandiri mengaplikasikan keseluruhan media online terkait. Tentunya hal ini tidak terlepas dari peran Bapak Ikhwan yang memiliki kemauan untuk terus belajar dan berproses ke arah digitalisasi yang lebih baik.
(Helena Hegi Parascati/KKN BTV III/Kelompok 18/Jember/Dr. Diana Sulianti K.T, SE., M.Si., CRA.)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline