Mahkota yang dulu bertengger indah di kepala kini hilang tak bersisa
Jarum-jarum tajam menusuk ke dalam tubuh
Menyuntikkan cairan-cairan asing yang mengalir menyatu dengan darah
Kesakitan dan kengiluan menyeruak
Isak tangis dan lenguh tertahan
Mata tak jua mau tertutup untuk tidur
Walau tubuh meronta-ronta dilepaskan dari derita
Sel-sel kanker telah menggorotimu
Memakan habis tubuhmu bagaikan raksasa yang rakus dan tamak
Terus menerus memamah inangnya
Tak pernah puas sampai tak ada lagi yang tersisa
Sampai berapa lama kau harus menanggung semua ini?
Jeritmu dalam sunyi dan gelap malam
Bertanya-tanya akankah kau melihat hari esok datang
Ataukah kau akan tertidur dalam keabadian sebelum pagi menjelang
Wajah-wajah terkasihi muncul dalam ingatan
Satu per satu menyapa
Entah meninggalkan penyesalan
Ataupun meninggalkan kehangatan kasih sayang
Entah mereka yang sudah berpulang
Ataupun yang masih tinggal
Bersawala dengan si Empunya Hidup
Menggugat ketidakadilan
Menghitung amal dan kebaikan
Bertanya-tanya mengapa semua menimpamu
Apa salah yang kau perbuat
Sampai fajar menyingsing
Yang ada hanya kebisuan
Hening
Gaduh di dalam jiwamu mereda
Kau tahu kehadiran mentari adalah tanda
Kau berdamai dengan semuanya
Berjuang melawan maut sampai titik darah penghabisan
Tak ada kata menyerah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H