Lihat ke Halaman Asli

Helen Adelina

Passionate Learner

Pengalaman Pertama Nonton Drakor "Crash Landing on You"

Diperbarui: 2 April 2021   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Sebenarnya saya ingin menulis cerita ini saat Valentine lalu, mengingat drakor identik dengan cerita romantis. Namun karena saat itu saya belum punya ide menulis, saya baru menulis sekarang. Ini pertama kali saya menonton drakor. Itupun karena ketidaksengajaan saat saya membuka Facebook karena bosan. Ada cuplikan adegan saat kedua tokoh utama berada di padang rumput saat kereta api yang ditumpangi mogok.

Yang membuat saya tertarik dengan adegan ini adalah perkataan yang diucapkan oleh Yoon Se-ri yang diperankan oleh Son Ye-jin. Kira-kira kalimatnya seperti ini, “Selama hidup saya, saya merasa berada di kereta api yang salah. Sampai suatu saat, saya tidak ingin lagi berada di dalam kereta api dan saya ingin melompat keluar”. Kemudian dilanjutkan dengan kalimat “Hidup tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan. Namun saya berharap suatu hari nanti, entah kereta api manapun yang membawamu, kamu dapat menemukan stasiun kereta yang tepat”.

Waktu saya kuliah dulu, drakor mulai merambah dunia. Teman-teman kuliah saya, terutama yang perempuan, tahan nonton drakor dari pagi sampai besok paginya lagi. Saya sampai bingung kok bisa betah nonton berjam-jam. Saya pernah mencoba nimbrung ikutan menonton, tapi baru 10 menitan saya tidak tertarik melanjutkan. “It’s not my cup of tea”. Jadi saya tidak familiar dengan para aktor dan aktris Korea.

Nah, kali ini berbeda. Cuplikan adegan di padang rumput in cukup mengusik saya. Kalimat yang diucapkan Se-ri cukup membekas buat saya. Hidup memang seringkali tidak berjalan seperti yang kita inginkan. Jalan yang kita lalui berliku-liku, kadang juga terjal dan membuat kita terjatuh. Sebagian dari kita ada yang menyerah, ada yang bangkit dan melanjutkan perjalanan walau terluka. Ngomong-ngomong, ini mana cerita romantisnya? Sabar ya.

Saya jadi penasaran dengan jalan ceritanya seperti apa. Akhirnya saya cari-cari tautan yang menanyangkan episode cerita secara utuh. Ini pertama kali saya nonton drakor. Selama 2 minggu saya menonton drakor “Crash Landing on You”. Drakor ini bercerita seorang perempuan anak konglomerat Korea Selatan, Yoon Se-ri, mengalami kecelakaan saat melakukan paralayang dan jatuh di daerah Korea Utara. Dari sini, petualangan Se-ri untuk kembali ke Korea Selatan dimulai. Se-ri bertemu dengan Kapten Ri Jeong Hyeok yang diperankan oleh Hyun-Bin. Kapten Ri yang menjaga daerah perbatasan tidak sampai hati menahan Se-ri dan membiarkan Se-ri kembali ke Korea Selatan. Namun sayangnya, Se-ri nyasar dan malah menuju sebuah desa di Korea Utara dimana Kapten Ri tinggal.

Hubungan keduanya menjadi dekat seiring dengan usaha Kapten Ri dan anak buahnya untuk memulangkan Se-ri. Kedekatan keduanya berkembang menjadi cinta. Banyak kejadian yang lucu dan kocak dalam drakor ini. Dari tingkah laku manja Se-ri yang tidak terbiasa hidup susah, Kapten Ri yang sedikit pemalu dan pendiam, anak buah Kapten Ri, Pyo, yang menyebalkan dan tidak menyukai Se-ri, dan Ju Meok si pencinta drakor. Selain itu, ibu-ibu tetangga Kapten Ri yang selalu KEPO juga memberi warna dalam jalan cerita drakor. Pemandangan Sigriswil Panorama Bridge dan Danau Brienz di Swiss yang menyajikan keindahan alam yang memukau, juga menjadi salah satu pemikat dalam drakor ini. Saya tidak akan mengulas secara rinci jalan cerita drakor ini. Silakan menonton sendiri. He he he.

Sebenarnya jalan cerita drakor ini agak sedikit tidak masuk akal, terutama Kapten Ri yang digambarkan rela berkorban menerjang bahaya yang mengancam nyawa dan menjadi lone ranger, demi melindungi Se-ri. Mungkin ini dibuat untuk membangun keromantisan cerita, bahwa demi cinta orang rela berkorban meskipun harus mengorbankan nyawa. Namun, saya jadi mengerti sekarang mengapa teman-teman kuliah saya dulu tergila-gila dengan drakor. Bahkan sampai mereka menjadi ibu-ibu dengan 1 atau 2 orang anak, mereka tetap pencinta drakor.

Kapten Ri yang selalu perhatian, bahkan rela menahan malu membeli perlengkapan wanita di pasar demi Se-ri. Juga hal-hal kecil seperti membakar jagung, mengupas kulit kentang, memasak, membeli persediaan makanan dan menyusunnya dengan rapi di kulkas. Hal-hal kecil seperti ini yang membuat baper ibu-ibu. Di dunia nyata, tentu saja tidak banyak laki-laki yang mau melakukan hal-hal kecil namun romantis seperti ini untuk pasangannya. Menurut saya, bisa jadi drakor menjadi medium pelampiasan bagi ibu-ibu yang merindukan perhatian-perhatian kecil, namun tidak mereka dapatkan dari pasangannya. Ini hanya pendapat saya lho ya. Mohon maaf bagi yang tidak setuju, khususnya para pecinta drakor. Perawakan Hyun Bin yang manis dan berbadan tinggi juga cukup menyita perhatian. Saya baru tahu dari teman saya bahwa Hyun Bin adalah aktor yang cukup diperhitungkan di dunia perfilman Korea.

Satu hal lagi yang saya amati, para aktor dan aktris di dalam drakor memiliki kulit dan bersih dan terawat. Kinclong mbok!. Mungkin ini memang standar kecantikan Korea. Tidak ada pemain yang wajahnya jerawatan atau berkulit kasar. Ini mungkin juga salah faktor mengapa orang-orang senang nonton drakor karena wajah-wajah pemainnya yang enak dipandang. Baju-baju yang dikenakan para pemain, terutama saat adegan-adegan di Korea Selatan, cukup fashionable. Yang membuat penampilan orang Korea berbeda dari para aktris film-film Hollywood adalah baju dikenakan cukup minim di bagian kaki, namun cukup tertutup di bagian badan. Saya belum pernah mempelajari budaya Korea sebelumnya. Jadi saya tidak tahu apakah memang budaya Korea seperti itu.

Terlepas dari romantisme dalam drakor ini, saya justru tertarik dengan karakter Se-ri, yang dalam beberapa adegan menunjukkan bahwa Se-ri adalah seseorang yang berpikir mendalam dan sedikit filosofis. Pada episode terakhir dimana Se-ri bertemu kembali dengan Kapten Ri di Swiss, Se-ri berujar pada dirinya sendiri saat mendaratkan paralayang, “Di dalam hidup, yang terpenting adalah hasil akhirnya”. Kita bisa saja jatuh, nyasar, terluka, dan lain sebagainya, di dalam perjalanan hidup kita. Pilihan ada di tangan kita, apakah kita akan tetap menyelesaikan perjalanan dan mencapai garis akhir atau menyerah dengan keadaan. Seperti Se-ri, saya berharap kita semua dapat tiba di stasiun kereta yang tepat dan menemukan kebahagiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline