Lihat ke Halaman Asli

Sosial Media dalam Jurnalisme

Diperbarui: 28 Mei 2016   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosial media didefinisikan sebagai media yang untuk berbagi bagi publik. Sosial media sendiri memiliki sifat communication interactivity, fun, personal, sharing, dan participatory medium. Sosial media sendiri dalam konsep jurnalisme adalah ketika peran melaporkan informasi dilakukan oleh mereka yang bukan bekerja sebagai jurnalis. Tetapi perlu diingat, sosial media bukan jurnalisme karena dalam pemberitaan sosial media tidak ada verifikasi, tidak ada pengecekkan apakah sebuah informasi itu benar atau tidak, dan tidak mengandung unsur 5W+1H. Sedangkan jurnalisme melalui proses verifikasi. Perlu diingat juga meskipun di dalam media sosial dan jurnalistik sama-sama mengandung informasi di dalamnya, namun informasi tidak lantas bisa disebut sebagai produk jurnalistik, karena tidak semua informasi merupakan berita. Hampir sama dengan sosial media, agar bisa disebut sebagai produk jurnalistik informasi haruslah memiliki unsur 5W+1H dan di dalamnya juga memiliki nilai berita (significance, timeliness, magnitude, proximity, prominence, human interest). Seperti contoh informasi pengumuman kelas kosong diperkuliahan, informasi ini penting untuk mahasiswa agar mereka mengetahui bahwa tidak ada perkuliahan, berbeda dengan informasi kenaikan BBM yang penting untuk khayalak. Bisa dikatakan sosial media disebut juga citizen journalism, seperti yang sudah saya jelaskan diatas yang bukan jurnalis pun juga bisa berbagi informasi. Kegiatan ini bisa dikatakan sebagai jurnalisme partisipasi yaitu kegiatan warga yang secara aktif melakukan peran jurnalisme.

Menurut Lavrusik, sosial media memiliki kekuatan untuk membantu jurnalis menjadi sarana publikasi jurnalistik yang lebih luas. Melalui sosial media juga redaksi akan fokus ke komunitas (followers) yang nantinya akan mengarahkan ke isu yang sedang hangat dibicarakan ke komunitas. Komunitasnya seperti UGC (User Generated Content) yang terdapat kolaborasi antara jurnalis warga dengan yang profesional. Sosial media dapat digunakan sebagai Social Contact yaitu melalui media sosial atau jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, kita menikmati kontak antara “powerful journalist” dengan narasumbernya. Social stories adalah berita yang dibangun lebih “emosional”, terbuka dan kolaboratif, karena ada “engagement” antara jurnalis dengan konsumennya (deep social integration).

Terdapat 11 lapisan jurnalisme warga menurut Steve Outig :

  • Terbuka terhadap komentar warga
  • Citizen, add-on reporter : menyampaikan informasi lebih lengkap maksudnya adalah ada berita dari reporter kemudian ditambah dengan informasi dari warga yang lebih lengkap.
  • Liputan yang melibatkan warga yang menguasai dan kemudian dimasukkan dalam produk jurnalistik (semua orang dapat berkontribusi)
  • Citizen bloghouse, sebuah blog khusus untuk jurnalisme warga, misalnya kompasiana.
  • ada akses untuk publik, redaksinya terbuka untuk publik (transparan) sehingga warga dapat mengikuti kerja redaksi.
  • The stand-alone citizen-journalism site: Edited version. Merupakan sebuah website yang dikhususkan untuk warga yang ingin menulis apapun juga. Namun, apa yang ditulis warga harus melewati editor terlebih dahulu sehingga tidak semua bisa ditayangkan secara mentah-mentah.
  • The stand-alone citizen-journalism site: Unedited version. Sama seperti sebelumnya, hanya saja warga bisa langsung mengunggah tulisan mereka tanpa melalui editor. Jadi apa yang mereka tulis akan ditayangkan sama tanpa diedit.
  • Versi print dari jurnalisme warga : contoh kompas yang pernah menyelipkan lembar khusus untuk tulisan di kompasiana.
  • Ada kolaborasi dari jurnalis profesional dengan warga, tapi melalui proses editing terlebih dahulu.
  • Sudah ada kolaborasi dari warga dan jurnalis profesional tapi tetap dalam satu media yang sama.
  • Wiki Journalism. Melihat dari situs Wikipedia, yaitu setiap orang dapat mengedit tulisan didalamnya, wiki jurnalisme memberi kesempatan untuk semua orang untuk mengedit tulisan didalamnya.

Jadi, jurnalis harus memanfaatkan atau menggunakan media sosial dengan mencerminkan perannya sebagai jurnalis melalui akun media sosial. Seperti memberikan info mengenai siapa dirinya dibagian biografi di media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline