Lihat ke Halaman Asli

Demam Enterik

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demam Enterik merupakan bahasa latin yang artinya Demam Tifoid atau biasa kita dengar dengan penyakit tifus. Penyakit ini sering sekali terjadi di seluruh masyarakat entah itu kelas bawah, menengah, ataupun kelas atas. Penyakit ini tersebar diseluruh dunia terutama pada negara beriklim tropis. Demam Enterik (tifus) biasanya lebih sering terjadi pada usia remaja hingga dewasa. Penyakitini disebabkan olehbakteriSalmonella entericayang akan masuk ke dalam usus melalui makanan yang kita makan. Orang yang memakan makanan yang tidak bersih besar kemungkinan akan mudah terjangkit bakteri ini, karena bakteri ini ada pada makanan yang tidak higienis.

Perjalanan bekteri ini terbilang cukup panjang. Bakteri Salmonella entericamasuk ke dalam lambung untuk mencapai usus halus dan terbawa oleh kelenjar limfa. Setelah itu ia akan menuju ke hepar (hati), kemudian ke limpa, sumsum tulang, dan terakhir ginjal. Namun, setiap sel-sel darah putih manusia memakan bakteri tersebut, maka akan semakin cepat bakteri ini tumguh dan berkembang. Masa inkubasi bakteri ini antara satu sampai dua minggu. Dalam masa ini bakteri akan terus berkembang biak jika pola makan ataupun kebersihan tidak dijaga dengan baik.

Meskipun bakteri ini terlihat sepele, ternyata ia mampu merusak organ tubuh lainnya dengan cepat. Bakteri ini akan semakin berbahaya jika setelah berkembang ia ikut masuk ke dalam aliran darah. Bakteri Salmonella entericaakan menyebarkan infeksi yang lebih parah yang dapat membahayakan organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat menyebabkan peradangan yang berakibat kepada pendarahan usus, kebocoran usus, infeksi selaput usus, kerusakan katup jantung, hepatitis, infeksi otot, kerusakan otot, renjatan bronkopnemonia (peradangan paru), kelainan pada otak, dan bahkan menyebabkan komplikasi yang berujuang pada kematian.

Sebuah penyakit tentu bisa kita deteksi dengan melihat gejala-gejala yang ditimbulkan. Ada beberapa gejala yang bisa kita lihat akibat bakteri ini, gejala klasik penyakit ini adalah demam yang tinggi dengan suhu mencapai 39° sampai 40 °C selama tiga minggu, namun di minggu keempat demam akan menghilang. Biasanya suhu badan akan naik pada sore hari, dan tubuh akan terasa menggigil. Adapun gejala lainnya yang ditimbulkan akibat bakteri ini, yaitu berat badan akan menurun akibat nafsu makan yang berkurang, susah untuk buang air besar, akan terasa nyeri pada otot, sakit kepala, batuk, denyut jantung semakin lemah, dan terakhir sakit perut. Jika ingin lebih akurat lagi, penderita bisa memeriksakan dirinya ke dokter, atau meminta untuk tes laboratorium untuk menunjang diagnosis demam tifoid seperti Kultur Gal,Widal, atauAnti-Salmonella typhiIgM.

Orang yang sudah terjangkit bakteri ini bisa diobati dengan obat-obatan. Salah satu cara yaitu, memberikan antibiotik golongan Kloram fenikol dengan dosis yang disesuaikan berat badan. Dapat juga diberikan obat anti diare dan antibiotika kepada penderita penyakit ini. Sering kita dengar kalimat ”mencegah lebih baik daripada mengobati,” dan kalimat ini memang tepat. Tentu kita sebaiknya mencegah bakteri ini agar tidak masuk ke dalam tubuh kita. Ada beberapa cara pencegahan yang dapat kita lakukan antara lain, vaksin yang merangsang pembentukan antibodi untuk melawan bakteri ini. Mungkin juga dengan cara sederhana lainnya seperti, makan-makanan yang bersih (pola makan sehat), menjaga kebersihan, hindari mengkonsumsi jajanan di pinggir jalan, dan istirahat yang cukup. Bagi yang sudah pernah menderita penyakit ini sebaiknya membatasi aktifitas yang dapat membuat tubuh terasa lelah, karena penyakit ini akan lebih mudah kambuh berbeda dengan orang yang sebelumnya tidak pernah terkena penyakit ini. Sebisa mungkin kita mencegah bakteri ini masuk ke dalam tubuh kita, untuk itu jagalah kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline