Lihat ke Halaman Asli

Lamahelan, Sejuta Kenangan di Penghujung Tahun

Diperbarui: 25 Desember 2019   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Senandung rindu tergores dalam singgasana ingatan. Nyanyian alam pecahkan kesunyian dalam balutan embun pagi. Kicauan burung enggan menampakkan dirinya, samar terdengar dari celah dedaunan. Senandung rindu berbaur bersama nyanyian anak desa ' gloria in excelsis deo.

Hari raya Natal dan kebahagiaan tahun baru pun mendekat, kudekap semua kenangan indah saat bersama mereka, yah Lamahelan rindu ini untuk mu. Buih merindu kalbu, menyusutkan nyali mengucap seuntai nama dalam dingin, selalu namamu Lamahelan.

Lamahelan, rindu di penghujung tahun, kata ini pun tak bias terangkai ketika memujimu. Tak dapat ku tuangkan dalam sajak - sajak indah. 

Percikan kata dalam sanubari terus bergelora, merona merah diantara temaram jingga, semesta pun menunduk memuji, teduh dalam bias cakrawala.

Senja dalam penyeberangan Larantuka ke Tobilota. (Foto/Dokpri)

Ku diselimuti kabut kedamaian Lewo Bele, ku dalam naungan gerimis suka cita lewo Tapobali, fajar kebersamaan dari Lewo Nuba, pelangi terpancar dari Riang hingga ku disinari cahaya dari Lewo Wutuk ke.

Cerita indah selalu terangkai, kalimat syukur terbentang saat lonceng Kapel Santo Yoseph berdentang. 

Selamat Natal dan tahun baru buat semua saudara - saudara ku. 

Tanah Serani 25 Desember 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline