Lihat ke Halaman Asli

heimer totononu

Sistem Informasi

Warga Kampung Bayam Tuntut Kejelasan dan Keseriusan Pemerintah Soal Hunian dan Ruang Hidup.

Diperbarui: 22 Juli 2024   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat Kampung Bayam (Dokpri)

Warga Kampung Bayam Madani Tuntut Kejelasan dan Keseriusan Pemerintah Soal Hunian dan Ruang Hidup.Jakarta, 21 Juli 2024 – Rasa frustrasi menyelimuti warga Kampung Bayam Madani. 20 bulan pasca penggusuran, mereka masih menanti kepastian hunian dan ruang hidup yang layak. Janji-janji pemerintah bagaikan angin lalu, tak kunjung terealisasi.

Anak-anak kampung bayam (Dokpri)

Dipimpin oleh Ketua Kelompok Tani Muhammad Furqon, warga Kampung Bayam Madani menyuarakan tuntutan mereka melalui pernyataan pers. Ketidakjelasan nasib hunian di Kampung Susun Bayam yang dijanjikan, serta status Hunian Sementara yang mereka tempati saat ini, menjadi sumber keresahan utama.

"Kami ingin kejelasan kapan kami akan dipindahkan ke Kampung Susun Bayam," ujar Furqon dalam pernyataannya. "Dan bagaimana kepastian peruntukan Hunian Sementara ini." Kekecewaan mereka kian mendalam dengan lambatnya respons pemerintah.

"Sudah 20 bulan kami menunggu, tapi belum ada solusi konkret," keluh Furqon. "Pemerintah harus menunjukkan keseriusan dalam menangani masalah ini."

Lebih dari sekadar hunian, warga Kampung Bayam Madani memperjuangkan hak-hak dasar mereka. Akses pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang layak menjadi kebutuhan krusial. Mereka menuntut agar pemerintah tak hanya memberikan bantuan sesaat, tetapi membantu mereka membangun kemandirian ekonomi.

"Hak-hak dasar kami atas hunian layak, ruang hidup aman, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi harus dipenuhi," tegas Furqon. "Pemerintah tak boleh hanya memberikan bantuan sesaat, tapi bantu kami bangun kemandirian ekonomi."

Perlakuan yang mereka terima dari pemerintah pun tak luput dari sorotan. Dirasa dipinggirkan dan tak dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait masa depan mereka, warga Kampung Bayam Madani mengungkapkan kekecewaan mendalam.

"Kami merasa dipinggirkan dan tak dilibatkan dalam pengambilan keputusan," ungkap Furqon. "Ini sangat disayangkan. Pemerintah harus serius menangani masalah ini."
Kesabaran mereka tampaknya mulai menipis.

Jika pemerintah tak menunjukkan keseriusan dalam menyelesaikan permasalahan ini, warga Kampung Bayam Madani siap melakukan aksi yang lebih besar.

"Kami siap melakukan aksi lebih besar jika pemerintah tak menunjukkan keseriusan," tegas Furqon.

Kasus Kampung Bayam Madani menjadi cerminan pahit dari pembangunan yang tak adil. Masyarakat kecil, bagaikan daun kering, tertiup angin "kemajuan" tanpa kepedulian. Sudah saatnya pemerintah berbenah dan memastikan hak-hak rakyatnya terlindungi dalam setiap langkah pembangunan.

Mari dukung perjuangan warga Kampung Bayam Madani agar mereka mendapatkan hak-hak yang layak!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline