Danau Linow yang berada di Kelurahan Lahendong, Tomohon Minahasa itu ternyata sudah semakin terkenal dan dikenal di pentas kepariwisataan nasional. Bahkan sudah semakin bertambah turis dari negara lain yang mengetahui dan berkunjung ke lokasi wisata ini. Panorama sekitar danau yang nampak elok dan indah sesungguhnya adalah daya tarik utama lokasi ini. Danau ini sebenarnya memiliki ciri yang sangat khas, yaitu memiliki warna-warni berbeda dilihat dari berbagai sudut pandang. Terkadang muncul secara serempak warna hijau, biru muda, dan kecoklat-coklatan, bahkan kadang muncul pula warna seperti violet kehijauan. Pokoknya unik dan ‘ajaib’. Keunikan dan keajaiban yang memesona tentunya.
Untuk mencapai lokasi Danau Linow, saya harus menempuh perjalan sekitar 45 menit dari pusat kota Manado. Nah, sebelum mencapai lokasi wisata ini kita akan melewati suatu daerah pemandian air panas umum di Lahendong. Begitulah desa itu diberi nama. Desa kecil yang sudah kesohor karena baunya yang santer dan sangat menyengat hidung siapapun yang melewatinya. Kadar belerang di tempat pemandian ini sangat tinggi sehingga setiap kali melewati lokasi itu pasti akan tercium bau yang tidak sedap. Tapi justru ada yang bilang bahwa bau busuk tersebut adalah baik untuk pernapasan kita, jadi lebih baik kita menghirupnya dalam-dalam, daripada menahan nafas tatkala melewatinya. Tapi saya pribadi masih ogah menghirup bau tak sedap itu lama-lama. Danau Linow menurut pembagian wilayah, masih masuk dalam wilayah Lahendong.
Lantas, kenapa danau ini memiliki banyak warna? Danau Linow memiliki kandungan atau kadar belerang cukup tinggi, sehingga warna air danau yang muncul selalu berubah-ubah. Ia akan selalu tampil cantik akibat munculnya warna-warni tadi. Kita pun akan dibuat takjub dengan warna yang berubah-ubah ketika memandangnya dari berbagai jurusan. Tapi ada catatan pinggir yang mesti mesti diingat baik-baik. Pasti Anda penasaran apa itu? Bahwa kita harus sangat ekstra hati-hati dengan kubangan lumpur panas mendidih yang berada di tepi danau itu. Jangan sampai Anda jatuh atau masuk ke dalam lumpur panas itu.
Danau Linow sendiri memiliki luas sekitar 34 hektar. Selain warna yang berubah-ubah, dari dasar danau sampai lokasi yang agak ke pinggiran danau bisa kita lihat didihan air, nampaknya persis seperti air panas yang lagi mendidih, namun mendidih di dalam danau. Makanya nampak pula beberapa tanda bahaya/ tanda larangan yang dipasang dan dipajang di beberapa tempat oleh penjaga lokasi itu. Tanda atau peringatan bagi para pengunjung untuk sekedar mengingatkan bahwa di lokasi didihan itu airnya sangat panas, so you must be careful and watch yourself.
Saya sungguh sangat bersyukur masih diberikan Tuhan waktu dan kesempatan untuk mengunjungi lokasi yang eksotis dan menawan ini. Karena memang kebanyakan orang masih lebih memilih untuk mengunjungi Bunaken yang sudah maha terkenal itu. Padahal di salah satu sudut Minahasa ternyata ada objek wisata yang tak kalah indahnya, Danau Linow. Di sekeliling danau ini saya juga begitu terpukau dengan berbagai macam tetumbuhan dan bunga-bunga indah. Banyak tumbuhan seperti beragam jenis pohon cemara, misalnya cemara jarum, cemara besar, dan lainnya semakin menambah indah pemandangan alam di sekitar lokasi itu. Ada juga macam-macam bunga yang warna-warni, misalnya ada bunga sepatu warna pink, putih, dan terlihat juga bunga tumpuk merah, serta berbagai jenis lainnya. Bukan hanya danaunya yang warna-warni, sekitar danau pun warna-warni.
Nah, kita juga dapat mengitari pinggiran danau Linow melalui jalan lingkar yang menghubungkan berbagai pintu masuk yang ada. Dengan mengitarinya maka kita bisa melihat tampak danau tersebut dari berbagai sudut pandang. Bahkan akan lebih indah lagi kalau kita menyusurinya mulai dari atas (tampak atas), kemudian perlahan menuruni semacam turunan (bukit bertangga beton) sampai mencapai bibir danau. Jangan lupa mengabadikan perjalan Anda, karena dijamin tidak bakalan mengecewakan. Anda bisa menikmatinya dari tampak atas, tampak depan, maupun tampak samping. Pokoknya komplit.
Masih ada lagi pemandangan lainnya. Selain danau dan tetumbuhan dan bunga-bungaan, kami yang berkunjung ternyata masih disodori dan disajikan pemandangan indah lainnya, yaitu ekosistem dan alam di sekitar danau. Ekosistem satwa endemic seperti burung belibis dan bermacam serangga pun merupakan pemandangan tersendiri, apalagi bagi mereka para pemerhati margasatwa. Ada sejenis serangga unik yang oleh penduduk setempat disebut dengan panggilan ‘komo’. Serangga ini sebenarnya hidup di air, tapi memiliki sayap dan dapat terbang. Jadi mungkin saja ia mempunyai fungsi ganda, sebagai ikan sekaligus burung. Lebih unik lagi, serangga-serangga itu menjadi konsumsi penduduk setempat. Mungkin mereka berpikir sekali makan langsung kenyang, ibarat makan ikan dan burung sekaligus.
Harga tanda masuk ke lokasi danau tidak terlalu mahal, cukup dengan merogoh Rp25.000-Rp35.000,- Anda sudah bisa menikmati pemandangan Danau Linow yang indah menawan itu. Di pinggiran danau ada semacam café, jadi bagi yang haus boleh pesan minuman apa saja. Mulai dari sekedar secangkir kopi hangat sampai segelas bir tersedia di situ. Ada juga makanan ringan, seperti kue, snack dan permen-permen lainnya. Tinggal terserah apa maunya Anda.
Kalau kita datang pada pagi hari pemandangan akan berbeda dibanding siang hari, begitu pula ketika kunjungan dilakukan sore hari. Setiap saat ada keunikan dan keindahannya tersendiri. Ketika sinar matahari baru mulai memunculkan keanggunannya dari ufuk Timur, lalu pancaran sinarnya mulai pula menyapa dan menerpa permukaan danau, menembusi ranting dan dedaunan pohon-pohon sekitar danau, so pasti akan menyajikan suatu pemandangan yang sangat elok dan cantik. Bagi saya, itu sudah cukup menggambarkan betapa agung dan hebatNya DIA Sang Pencipta itu. Ini adalah sebuah maha karya dan masterpiece dari Sang Maestro kehidupan tersebut. Turis dari luar negeri mengekspresikannya sebagai “It is so beautiful, never seen like this before”. Kata mereka, Danau Linow tiada tandingannya. Seng ada lawang. Nyanda ada lawang!
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, sudah berjam-jam saya dan rombongan menghabiskan waktu di sekitar danau ini. Puas mengelilingi dan foto-foto di seputaran danau, duduk minum kopi sambil berdiskusi, kini tiba saatnya untuk pulang. Memang sebenarnya masih ingin rasanya berlama-lama di tempat ini, tapi waktu jua yang membatasi kami. Ya sudahlah, tidak mengapa kita pulang sekarang, karena yang pasti kami akan kembali mengunjungi tempat ini. Itu kesepakatan saya dan rombongan. Bagaimana dengan Anda? Sisihkan waktu pesiar Anda, dan cantumkan Danau Linow sebagai pilihan. Pilihan yang akan menghantar Anda pada warna-warni yang mengesankan dan memesona itu. Selamat menikmati. (HS)
http://www.opera.com/bitmaps/portal/external/201206-travel-blog-competition.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H