Lihat ke Halaman Asli

Tangkoko yang Aduhai Itu

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_149429" align="aligncenter" width="663" caption="Salah satu tempat untuk beristirahat sejenak di sekitar lokasi di Tasikoki"][/caption]

Menelusuri jejak-jejak margasatwa serta lingkungan tempat di mana mereka hidup sungguh memiliki keasyikan dan keunikan tersendiri. Salah satu cagar alam yang boleh saya usulkan apabila Anda berkeinginan untuk mengadakan perjalanan wisata jenis ini, atau juga bagi mereka yang berminat dalam penelitian dan bekerja di bidang ini, maka Tangkoko Batuangus boleh menjadi tujuan wisata atau penelitian Anda.

Sebagai salah satu cagar alam andalan di Kota Bitung Sulawesi Utara, Tangkoko yang memiliki luas sekitar 8-9 ribuan hektar ini ternyata terus berbenah diri sebagai lokasi wisata andalan di Bumi Nyiur Melambai. Di dalam kawasan yang sama ini juga ternyata terdapat taman wisata Batuputih dan taman wisata alam Batuangus.

[caption id="attachment_149430" align="alignleft" width="300" caption="Tempat untuk istirahat sejenak lainnya di Tangkoko"][/caption]

Berjalan lebih jauh melewati cagar alam Tangkoko, ya sekitar satu jam perjalanan dari Tangkoko kita sudah disambut oleh pemandangan yang sangat asri dan luarbiasa menakjubkan di Tasikoki. Lebih tepatnya tempat ini diberi nama Tasikoki Wildlife Rescue and Education Center. Segala sesuatu yang berhubungan dengan itu dapat pula dinikmati di sini: (www.tasikoki.org). Di sini kita disuguhkan dan dapat melihat spesies-spesies unik dari berbagai penjuru Indonesia maupun juga yang khas milik Sulawesi seperti tarcius spectrum (sejenis monyet hitam kecil) yang terkenal itu.

Bahkan menurut sejarahnya bahwa kehidupan satwa liar di kawasan Tangkoko sudah diketahui secara luas dan mulai dikunjungi serta dipelajari oleh seorang bernama Alfred Wallace pada sekitar tahun 1850-an sampai 1860-an. Waktu itu ia berusaha mengumpulkan babirusa dan burung Maleo (sejenis burung yang ukurannya sebesar ayam jantan). Kehidupan satwa liar di tempat ini sangan bervariasi mengingat Pulau Sulawesi adalah perpaduan atau zona transisi antara hewan dan tumbuhan dari Asia dan Australia.

[caption id="attachment_149431" align="aligncenter" width="625" caption="Pemandangan di Pantai Lembeh dengan latar belakang Gunung Dua Saudara"][/caption]

Sebenarnya lokasi konservasinya sendiri tidak terlalu besar, tapi lingkungan hutan dan rimba sekitarnya meliputi wilayah yang sangat luas. Cakupannya meliputi pegunungan, pantai, dan dataran rendah. Tentu bagi kita, objek-obejek ini sangat menarik dijadikan panorama wisata dan penelitian yang hebat. Kita bisa “cuci mata” sepuas-puasnya di tempat ini. Memang bukan paha mulus para wanita cantik yang dapat kita jadikan bahan cuci mata di tempat ini, melainkan paha babi rusa (anoa), monyet-monyet lucu, tarsius, dan bermacam ragam hewan lainnya. Di samping itu, pemandangan alam yang menakjubkan juga jangan sampai disepelekan oleh mata kita pengunjung tempat ini. Kawasan ini tentu saja mencakup tiga pegunungan; Gunung Tangkoko, Batunangus (batu gosong) sebuah pegunungan yang tercipta karena adanya sebuah letusan cukup hebat di tahun 1839, dan Gunung Dua Saudara, yang sempat beberapa kali saya lihat tapi tidak pernah bosan untuk melihatnya kembali di kemudian hari.

[caption id="attachment_149432" align="alignright" width="389" caption="Salah satu resort asri di Lembeh."][/caption] Jadi tunggu apa lagi, siapkan waktu berwisata Anda untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di Bumi Nyiur Melambai ini. Merekomendasikan Tangkoko sebagai salah satu tujuan wisata Anda tentu tidaklah berlebihan. Bahkan wisatawan manca negara tidak sedikit yang berkunjung ke kawasan ini. Bukan hanya orang Manado dan Bitung yang akan dengan ramahnya menyambut Anda dengan senyuman dan keramahan yang khas. Tapi juga yaki-yaki (monyet-monyet) yang ada di kawasan lindung Tangkoko Batuangus itu, akan senantiasa menyambut para pengunjung dengan riang gembira dan teriakan-teriakan penuh persahabatan. (HS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline