Lihat ke Halaman Asli

Jokowi - Samad Pilihan Paling Pas Memimpin Indonesia

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi dan Abraham Samad dapat dikatakan adalah pasangan yang paling pas, dan sangat cocok dalam memimpin negeri ini. Mereka berdua tentu saja sangat dinanti-nantikan oleh negeri ini. Yang satu terkenal dengan gaya kalemnya namun tetap berwibawa, suka blusukan dan dekat dengan rakyat. Sementara yang satunya lagi tegas dan memiliki semangat antusiasme memberantas korupsi sangat tinggi. Keduanya adalah contoh pemimpin yang baik dan jujur. Keduanya juga adalah orang-orang yang terkenal bersih, dan dapat diterima semua kalangan. Mereka bagaikan striker hebat dalam sebuah tim sepakbola yang dapat menghantarkan tim tersebut menggolkan bola ke jaring lawan. Duel maut yang disegani kawan maupun lawan.

Jokowi memang sudah seharusnya memilih pasangan yang dapat mengimbangi dirinya, tidak hanya demi meningkatkan elektabilitas dalam pemilihan Presiden nantinya, namun juga demi supaya ke depannya sebagai pasangan terpilih, akan tetap langgeng dapat dapat bekerja secara bersama-sama. Saling mendukung, saling mengisi, saling melengkapi, dan juga saling mengingatkan. Persis seperti duo Jokowi - Ahok di Jakarta saat ini.

Karakter seorang Abraham Samad juga akan sangat pas bila dipadukan dengan karakter Jokowi. Yang satu dari pulau Jawa dan yang satunya lagi mewakili Indonesia Timur. Dua-duanya masih muda dan memiliki pesona. Kedua-duanya memiliki komitmen besar dalam memberantas korupsi. Nah, ini adalah salah satu yang terpenting. Ketika kedua pemimpin negeri bersatu padu memberantas korupsi, tentu dayanya akan amat kuat. Kita tau kan betapa berbahayanya negeri yang dikuasai oleh koruptor-koruptor kelas kakap?

Makanya ada banyak anggapan yang mengemuka, yang mengatakan bahwa Jokowi-Abraham Samad adalah harga mati. Tak ubah dengan sebuah palu godam yang sudah ditancap di sebuah meja perjanjian. Tidak bisa ditawar lagi. Kalau Jokowi dan PDIP mencermati dengan secermat-cermatnya, maka ‘tuntutan’ untuk memilih Abraham Samad adalah demi kebaikan Jokowi ke depannya. Kalau visi, misi, dan keinginan memajukan negeri antara Presiden dan Wakil Presidennya sudah sama, maka sebetulnya itu adalah kekuatan yang sangat kuat dalam menjalankan pemerintahan. Apalagi bila nantinya ditopang oleh kabinet yang bagus bukan sekedar transksional tanpe melihat kapabilitas dan profesionalitas bersangkutan.

Jokowi dan Abraham Samad merupakan tokoh-tokoh panutan di negeri ini. Sangat disayangkan kalau mereka tidak diberikan kesempatan untuk bersinergi dalam menciptakan Indonesia yang lebih baik. Indonesia yang semakin beradab. Indonesia yang semakin hari akan semakin mengecil dari urutan besar negara paling korup sealam semesta ini. Dan juga demi menciptakan Indonesia yang menghargai kemajemukan, serta keberagaman secara mendalam dan menyeluruh. Menjadikan Indonesia sebagai negara besar, yang memiliki karakter tersendiri, karakter yang tergambar jelas dalam Pancasila dan mukadima UUD 45.

Saya ingin sekali melihat duet Jokowi – Samad terpilih, dan membawa bangsa kita mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Saat ini kita butuh pemimpin yang kuat dan punya kebulatan tekad memberantas korupsi. Karena salah satu penyebab utama dan terbesar negara kita hingga tidak sanggup bersaing dengan negara lainnya adalah karena negara kita selalu masuk dalam jajaran kelas kakap negara koruptor. Indonesia adalah gudangnya koruptor, maka itu selama gudangnya belum bersih dari koruptor maka selama itu pula Indonesia akan tetap terpuruk. Bayangkan saja negeri kita digerogoti terus menerus oleh koruptor di pemerintahan sebelumnya, maka habislah kita. Kita akan tetap hidup miskin di tengah-tengah kekayaan alam negeri ini. Bagaikan anak ayam yang (akan) mati kelaparan di lumbung padi!

Untuk itulah, saya sangat berharap Jokowi dapat berpasangan dengan Abraham Samad. Pemerintahan yang kuat, adalah pemerintahan yang terbentuk bukan karena politik dagang sapi, melainkan karena profesionalitas dan kemurnian serta ketulusan dalam memimpin. Semoga kita akan memperoleh pemimpin yang benar-benar berjuang untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya. AMIN. HS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline