Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Birokrasi Dan governansi
Dosen Pengampu : M Khoirul Anwar ,S.Sos, M.Si
Disusun Oleh :
Muhammad Rifaldi Irfan 1930711067
Hefana al kaunzia 1930721003
1. Karakteristik Masalah dalam Tahap Persiapan Program Kotaku
Karakteristik masalah dalam tahap persiapan pelaksanaan program Kotaku di Kota Sukabumi dapat dilihat melalui tingkat kemajemukan kelompok sasaran dan proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi yang ada. Hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan, sebagian besar masyarakat Kota Sukabumi, khususnya yang bermatapencaharian pedagang yang berpenghasilan rata-rata rendah. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, pada dasarnya masyarakat menerima adanya program Kotaku karena program Kotaku dapat membangun wilayah mereka yang awalnya kumuh dapat menjadi tidak kumuh.
Apabila dilihat melalui tingkat kemajemukan kelompok sasaran, masyarakat Kota Sukabumi, khususnya bersifat relatif homogen, yaitu sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai pedagang yang beruoperasi dipagi hingga sore hari. Masyarakat Kota Sukabumi yang bersifat relatif homogen itu akan relatif mudah untuk dilakukannya implementasi program dan masyarakat menerima adanya program Kotaku, terlebih program Kotaku dapat membuat wilayah mereka yang sebelumnya kumuh menjadi tidak kumuh. Terkait proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi, sebuah program akan relatif sulit diimplementasikan apabila sasarannya mencakup semua populasi, sebaliknya sebuah program akan relatif mudah diimplementasikan apabila jumlah kelompok sasaranmya tidak terlalu besar. Perihal implementasi program Kotaku di Kota Sukabumi tidak dilaksanakan di semua wilayah, melainkan sasaran program hanya di satu RW. Oleh karena itu, pada tahap persiapan program Kotaku di Kota Sukabumi relatif mudah diimplementasikan, karena hanya menyangkut satu RW dan karakteristik masyarakatnya yang bersifat homogen.
2. Karakteristik Kebijakan dalam Tahap Persiapan Program Kotaku
Karakteristik kebijakan dalam tahap persiapan program Kotaku di Kota Sukabumi dapat dilihat melalui kejelasan isi kebijakan, kejelasan dan konsistensi aturan yang ada, serta tingkat komitmen para pelaksana program. Terkait kejelasan isi kebijakan serta kejelasan dan konsistensi aturan yang ada, berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dan kejelasan isi kebijakan telah disampaikan dalam sosialisasi yang dilakukan Korkot melalui faskel kepada BKM dan masyarakat Kota Sukabumi.
Terdapat dua kegiatan yaitu sosialisasi dan rembug kesiapan masyarakat. Sosialisasi yang dilakukan oleh Korkot melalui faskel bersangkutan dengan pemberitahuan informasi kepada masyarakat yang diwakilkan oleh RT/RW dan tokoh-tokoh masyarakat terkait wilayah yang menjadi sasaran program dan pendanaan untuk mengatasi kekumuhan. Setelah informasi tersebut telah disampaikan, akan diadakan rembug kesiapan masyarakat terkait rencana untuk menangani kumuh tersebut hingga mencapai kesepakatan bersama. Terkait komitmen para pelaksana program Kotaku di Kota Sukabumi pada tahap persiapan sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat bahwa pelaksana program Kotaku, mulai dari Korkot Program Kotaku Kota Semarang melalui fasilitator hingga BKM Sukabumi, sudah menjalankan tugas sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya masing-masing yang dijalankan sesuai dengan petunjuk operasional standar yang telah ditetapkan.
3. Variabel Lingkungan dalam Tahap Persiapan Program Kotaku
Karakteristik kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kota Sukabumi sebagian besar masyarakat Kota Sukabumi, khususnya di bermatapencaharian pedagang yang berpenghasilan rata-rata rendah. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, pada dasarnya masyarakat Kota Sukabumi khususnya menerima adanya program Kotaku karena program Kotaku dapat membangun wilayah mereka yang awalnya kumuh dapat menjadi tidak kumuh. Selain dampak fisik yang terlihat, adanya program Kotaku juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pembangunan.
Kesimpulan
Implementasi program Kotaku di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu telah dilaksanakan sesuai dengan Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor 40 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Program Kota Tanpa Kumuh. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan Terlaksananya tahap persiapan yang dilakukan oleh Korkot melalui fasilitator kelurahan yang terdiri dari sosialisasi dan penggalangan komitmen para pemangku kepentingan dan Terlaksananya tahap perencanaan yang mencakup persiapan perencanaan pembangunan yang terdiri dari rembug kesiapan masyarakat dan pelatihan-pelatihan yang diadakan Korkot melalui fasilitator kelurahan kepada masyarakat, penyusunan rencana program yang terdiri dari penyusunan RPLP dan penyiapan KSM, serta adanya penyusunan rencana detil/teknis didukung dengan adanya keterpautan dan dukungan antar pelaksana dengan adanya kerja sama para pelaksananya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H