Basuki Tjahja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat merupakan duet lengkap yang sama-sama sarat pengalaman sebagai kepala daerah. Basuki punya pengalaman sebagai Bupati dan anggota DPR, sedangkan Djarot berpengalaman sebagai Bupati di Blitar. Keduanya pun punya berbagai prestasi saat menjabat sebagai kepala daerah masing-masing
Ketika keduanya dipersatukan pada tahun 2014 menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, berbagai program pembangunan dan kesejahteraan untuk warga DKI Jakarta berhasil dikerjakan. Ditambah berbagai inovasi yang menambah nilai plus kedua pasangan ini seperti pembangunan RPTRA, penggunaan aplikasi Qlue, pembangunan rusun untuk warga kurang mampu, proyek Jakarta Smart City, Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar, pembangunan MRT serta LRT, dan lain sebagainya. Masih banyak lagi berbagai program kebijakan Basuki-Djarot untuk Jakarta periode 2017-2022.
Sebagai pasangan petahana memang Basuki-Djarot unggul jika adu program dengan pasangan-pasangan lain. Modal sebagai petahana sangat memberikan keuntungan bagi keduanya karena mengetahui seluk-beluk permasalahan yang ada di Jakarta dibandingan pasangan-pasangan calon lainnya. Program yang telah berhasil dilakukan oleh pasangan Ahok-Djarot selama masa jabatan mereka, secara tidak langsung sudah berhasil membuat standar penilaian warga DKI Jakarta menjadi semakin tinggi.
Akibatnya memang para penantang Basuki-Djarot dalam Pilkada kali ini sulit untuk menandingi program-program kerja dari Basuki-Djarot. Maka tidak heran jika isu-isu SARA dimunculkan untuk menjatuhkan pasangan ini.
Oleh karena itu menjelang debat tanggal 13 Januari besok kita dapat melihat siapa calon yang memiliki program kerja yang paling konkrit dan solutif untuk Jakarta. Dengan sisa kampanye satu bulan lagi semestinya tidak ada lagi model kampanye SARA di dalam kontes Pilkada kali ini. Karena masyarakat Jakarta membutuhkan pemimpin yang mau melayani dan membawa masyarakatnya menjadi lebih sejahtera bukan memainkan isu SARA untuk mendapatkan kekuasaan.
So pertanyannya, kira-kira adakah yang layak menggantikan Basuki-Djarot?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H