Lihat ke Halaman Asli

Waspadai Islamic Putsch Tanggal 4 November 2016

Diperbarui: 27 Oktober 2016   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

screenshot video dari twitter @ulinyusron

Demo akbar menjelang. Front Pembela Islam (FPI) akan melanjutkan usahanya untuk menggiring Ahok ke penjara setelah usaha demo pertamanya (14/10) tak membawa dampak yang berarti.

‘Aksi Bela Islam II’ akan diadakan pada tanggal 4 November 2016. Setelah demo pertama diisi dengan teriakkan ‘ayo bunuh Ahok,’ apalagi yang akan terjadi di demo berikutnya?

Dalam sebuah video singkat yang beredar di Twitter, tersiar arah tujuan demo 4 November nanti. Tengku Zulkarnain berucap bila Ahok tidak diproses juga, presiden akan kita turunkan. Kalimat ini mengundang kebingungan di kepala saya. Sebagai Kepala Negara, tentu Presiden Jokowi punya banyak hal yang harus diurus di dalam dan luar negeri, bukan cuma Ahok saja. Bukankah proses hukum Ahok lebih banyak terkait pihak Bareskrim Polri?

Lantas, kenapa jadi Presiden yang diturunkan? Apakah demo Ahok hanya kedok untuk menyentuh RI 1?

Isu terorisme yang bersifat agamis menjadi kian panas di tahun-tahun terakhir ini, terutama sejak Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mulai menjajah media internasional. Akibatnya, muncul kantung-kantung kelompok serupa, yang menginginkan negara Islam berjaya di negaranya.

Bukan saya menuduh bahwa FPI sama dengan ISIS tetapi demo akbar yang ‘panas’ tanggal 4 November nanti bisa saja tak hanya bergulir menjadi serangan politis Pilgub, tetapi juga sebuah serangan terhadap integrasi Pancasila yang kian pudar.

Perlu diingat juga bibit-bibit separatis agama telah muncul sejak Darul Islam memprolamirkan diri pada tanggal 7 Agustus 1949. Ide negara Islam ini belum juga tuntas bahkan sampai dengan kasus bom Sarinah bulan Januari 2016 lalu.

Memang demonstrasi adalah produk demokrasi yang mengedepankan kebebasan beraspirasi. Tapi alangkah baiknya kita waspadai indikasi perluasan isu, terutama – meminjam istilah Tan Malaka – putsch yang mampu mencederai integrasi kebangsaan Pancasila yang menjunjung tinggi multikulturalisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline